WATES, KOMPAS Menjelang pengoperasian secara terbatas bandar udara baru di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, PT Angkasa Pura I terus menjajaki kemungkinan pembukaan rute penerbangan internasional dari sejumlah negara ke Yogyakarta. Penjajakan dilakukan karena mulai April 2019, bandara Kulon Progo ditargetkan bisa melayani penerbangan internasional, termasuk yang menggunakan pesawat berbadan besar.
”Kami sudah berkomunikasi dengan beberapa maskapai penerbangan internasional. Beberapa di antaranya berminat untuk masuk ke sini (bandara Kulon Progo),” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi saat mendampingi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X berkunjung ke lokasi pembangunan bandara Kulon Progo, Selasa (8/1/2019).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2017, bandara Kulon Progo atau New Yogyakarta International Airport (NYIA) ditargetkan beroperasi mulai April 2019. Bandara itu dibangun di lahan seluas sekitar 580 hektar di lima desa di Kecamatan Temon, Kulon Progo. Lokasi bandara yang dibangun oleh PT Angkasa Pura I itu berjarak sekitar 40 kilometer (km) dari Kota Yogyakarta.
Faik menjelaskan, setelah dioperasikan secara terbatas pada April 2019, bandara itu akan digunakan untuk melayani penerbangan internasional lebih dahulu.
Penerbangan internasional yang saat ini ada di Bandara Internasional Adisutjipto, Kabupaten Sleman, DIY, akan dipindahkan ke bandara Kulon Progo. Adapun penerbangan domestik untuk sementara tetap dilayani di Bandara Internasional Adisutjipto.
Pembangunan landasan bandara Kulon Progo sepanjang 3.250 meter ditargetkan sudah selesai 100 persen pada April 2019. Dengan demikian, bandara itu sudah bisa didarati pesawat berbadan besar yang kerap dipakai dalam penerbangan internasional jarak jauh.
”Kami ingin sesegera mungkin memanfaatkan landasan sepanjang 3.250 meter itu agar pesawat-pesawat internasional dengan kapasitas besar bisa langsung masuk ke Kulon Progo,” kata Faik.
Jumlah penerbangan internasional yang mendarat di bandara Kulon Progo ditargetkan juga jauh lebih banyak daripada penerbangan internasional di Bandara Internasional Adisutjipto.
Selain itu, bandara tersebut nantinya tak hanya melayani penerbangan internasional dari Singapura dan Malaysia, seperti yang terjadi di Bandara Adisutjipto saat ini.
”Harapan kami, bandara Kulon Progo nanti melayani penerbangan internasional menggunakan pesawat besar dari Jepang, Korea, China, Eropa, dan sebagainya,” papar Faik.
Pemindahan
General Manager Bandara Internasional Adisutjipto PT Angkasa Pura I Agus Pandu Purnama mengatakan, saat ini ada lima penerbangan internasional di bandara itu, terdiri atas tiga penerbangan ke Singapura dan dua penerbangan ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Selain itu, dua penerbangan ke Singapura dan satu penerbangan ke Kuala Lumpur yang sudah mendaftarkan diri ke Bandara Internasional Adisutjipto belum bisa dilayani karena keterbatasan slot penerbangan.
Agus menambahkan, mulai April 2019, lima penerbangan internasional di Bandara Internasional Adisutjipto akan dipindah ke bandara Kulon Progo. Selain itu, tiga penerbangan internasional yang telah mendaftar ke Bandara Internasional Adisutjipto juga akan dipindah ke bandara Kulon Progo.
Hingga saat ini, ada satu maskapai nasional yang berminat membuka penerbangan internasional dari Bangkok, Thailand, ke bandara Kulon Progo. ”Selain itu, sudah ada penjajakan juga untuk penerbangan dari Timur Tengah, Turki, Eropa, dan Australia, tetapi belum ada kepastian,” ujarnya.
Sementara itu, Sultan mengingatkan, meskipun harus mengejar target pengoperasian pada April 2019, pembangunan bandara Kulon Progo harus dilakukan dengan baik dan profesional. ”Kami mohon, dalam pembangunan ini, tidak ada alasan karena tergesa-gesa. Kita profesional saja sehingga pembangunan ini juga dilaksanakan dengan baik,” tuturnya. (HRS)