Konservasi Lereng Gunung Muria Krusial bagi Bendungan Logung
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KUDUS, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah akan melakukan konservasi di kawasan hulu sungai di Gunung Muria guna mendukung operasi Bendungan Logung. Bendungan di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kudus, tersebut kini sedang dalam tahap pengisian dan akan disertifikasi untuk operasional.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus, Sam\'ani Intakoris, dihubungi dari Semarang, Jumat (11/1/2019), mengatakan, pihaknya berkomitmen menjaga kondisi hulu sungai, yakni di kaki Gunung Muria. Hal itu dilakukan agar daya dukung lingkungan terjaga, sehingga pemanfaatan bendungan optimal.
"Konservasi kami upayakan. Tak hanya menanami lahan, tetapi juga merawat yang sudah ada. Dengan demikian, Bendungan Logung akan benar-benar terasa manfaatnya," kata Sam\'ani.
Hal tersebut juga terkait dengan rencana Pemkab Kudus menjadikan Desa Kandangmas, Dawe, yang terletak di sekitar Bendungan Logung, sebagai kawasan wisata. Menurut Sam\'ani, nantinya diharapkan perekonomian tumbuh dengan adanya sejumlah sarana pariwisata seperti outbound.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno, menuturkan, konservasi kawasan hulu sangat penting. Penghijauan perlu terus dilakukan karena pola tanam petani di lereng pegunungan dapat menimbulkan erosi lahan, yang pada akhirnya masuk ke tampungan bendungan.
Hal itu akan berdampak pada sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan. "Jika seperti itu, kapasitas tampungan mengecil serta memengaruhi usia bendungan. Oleh karena itu, harus diantisipasi sejak awal. Daerah lereng semestinya khusus area hijau, bukan untuk produksi," ujar Ruhban.
Bendungan Logung, yang terletak sekitar 15 kilometer (km) dari pusat kota Kudus, memiliki luas 196 hektar. Bendungan utama memiliki kedalaman 55 meter dan panjang 350 meter. Aliran air dari hulu berasal dari mata air Gunung Muria melalui dua sungai, yakni Sungai Logung dan Sungai Gajah.
Saat ini sedang dilakukan pengisian, setelah pengisian awal (impounding) dilakukan 18 Desember 2018. Sebelum beroperasi penuh, bendungan dengan daya tampung 20,15 juta meter kubik tersebut terlebih dulu melewati proses sertifikasi oleh Komisi Keamanan Bendungan.
Rencana pemanfaatan Bendungan Logung antara lain untuk pengendalian banjir, irigasi, suplai air baku, dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) 0,5 megawatt (MW). Untuk irigasi, lahan pertanian yang teraliri yakni 5.300 hektar.
Kepala Satuan Kerja Pembangunan Bendungan BBWS Pemali Juana, Alexander Nandar, menambahkan, kawasan wisata yang direncanakan Pemkab Kudus, nantinya berada di luar kompleks utama bendungan. Namun, akses ke desa Kandangmas, yang menjadi area wisata, saat ini sudah tersedia.
Nandar menambahkan, masih ada sebagian lahan yang harus dibebaskan pemda. "Posisinya ada di tanah kas desa, tetapi untuk sampai ke genangan (bendungan) ada lahan yang mesti dibebaskan. Pemda rencananya akan membebaskan tahun ini, baru setelah itu dilakukan penataan kawasan wisata," katanya.
Selain area wisata tersebut, di kompleks utama bendungan juga terdapat gardu pandang serta gazebo. Namun, area tersebut akan menjadi daerah steril dan diperuntukkan bagi para tamu khusus atau yang telah mengajukan izin.