Terminal Terpadu Wisata Banyuwangi Jadi Contoh Nasional
Oleh
Angger Putranto
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Pemerintah Banyuwangi membangun Terminal Wisata Terpadu yang akan dijadikan one stop service tourism atau pelayanan wisata satu pintu. Proyek tersebut menurut rencana akan menjadi proyek percontohan nasional untuk diterapkan di sejumlah daerah.
Terminal Wisata Terpadu Banyuwangi dibangun di lahan bekas Pasar Sobo Banyuwangi di jalur Jember-Banyuwangi. Nantinya fasilitas tersebut menggabungkan penginapan, pusat oleh-oleh, serta terminal angkutan khusus wisata.
Rencana menduplikat proyek terminal wisata terpadu tersebut disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setyadi dalam kunjungannya ke Banyuwangi, Selasa (15/1/2019).
”Inovasi ini baru pertama kali saya temukan di Banyuwangi. Apa yang kami lihat hari ini akan kami bawa ke Jakarta untuk dipelajari apakah mungkin diterapkan di provinsi lain,” ujarnya.
Budi mengatakan, sangat dimungkinkan hal ini diterapkan untuk mendukung pariwisata yang masuk proyek strategis nasional. Beberapa lokasi yang akan dicoba untuk menerapkan terminal terpadu ialah Danau Toba di Sumatera Utara dan di Nusa Tenggara Barat.
Apabila nantinya dicontoh di tempat lain, proyek pembangunan terminal wisata terpadu bisa dibangun oleh Kementerian Perhubungan. Fasilitas tersebut juga dapat difungsikan sebagai terminal khusus bagi angkutan umum khusus wisata.
”Dengan adanya Terminal Wisata Terpadu, angkutan wisata juga menjadi mudah diakses oleh wisatawan. Kami sebagai regulator angkutan darat juga lebih mudah melakukan pengawasan terhadap angkutan-angkutan tersebut,” lanjutnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berharap, ada sinergi yang bisa dijalin dengan Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan Terminal Wisata Terpadu. Ia mengatakan, Dirjen Perhubungan Udara yang memiliki kewenangan dalam penanganan transportasi darat bisa turut mengembangkan terminal terpadu tersebut.
”Kami memiliki keterbatasan dalam mengelola terminal ini. Kami berharap, Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Darat bisa membantu mempersiapkan operasional kendaraannya untuk wisata,” ucap Anas.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Muhammad Bramuda menyebutkan,Terminal Wisata Terpadu berangkat dari keinginan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat guna menjangkau semua akses wisata. Di Terminal Wisata Terpadu, wisatawan bisa mendapat seluruh layanan sejak tiba di Banyuwangi hingga hendak kembali ke daerahnya.
”Semula konsepnya seperti Pasar Sukowati di Bali. Namun, yang ditawarkan tidak hanya menjual produk UMKM, tetapi juga menyediakan penginapan untuk kelas backpacker, pusat belanja oleh-oleh, pusat kuliner, atraksi budaya, hingga pemesanan transportasi wisata, misalnya bus, travel, mobil, hingga sepeda motor,” tuturnya.
Bramuda menambahkan, Terminal Wisata Terpadu akan dilengkapi dengan penjualan tiket kereta api, pesawat, dan bus. Selain itu, sejumlah agen wisata juga akan membuka kantor layanan di sana.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pun akan membuka kantor pusat informasi pariwisata (tourism information center) di kompleks tersebut selama 24 jam. Selain itu, pada jam-jam tertentu, pengunjung juga akan disuguhi pertunjukan kebudayaan yang dapat dinikmati sembari wisatawan menanti berangkat ke lokasi wisata.
Terminal yang didesain oleh arsitektur kenamaan Tanah Air, Andra Matin, tersebut dibangun dengan konsep green market. Terminal yang digarap sejak 2017 tersebut ditargetkan rampung akhir 2019 dan dapat beroperasi penuh pada 2020.