PURWOREJO, KOMPAS — Sebanyak 17 desa di tujuh kecamatan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga 70 sentimeter. Banjir berasal dari luapan sungai-sungai kecil di saluran irigasi, setelah turun hujan deras sejak Selasa (15/1/2019) malam hingga Rabu (16/1/2019).
”Sungai-sungai tersebut tidak lagi mampu menampung air karena hujan deras terus turun selama lebih dari 10 jam,” ujar Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo Hery Susanto, Rabu (16/1/2019).
Daerah terdampak banjir terbanyak berada di Kecamatan Butuh, sebanyak enam desa. Banjir juga terjadi di dua desa di Kecamatan Grabag, dua desa di Kecamatan Bayan, serta dua desa di Kecamatan Ngombol. Adapun, lima desa lainnya tersebar di Kecamatan Pituruh, Bagelen, dan Purwodadi.
Kebanyakan wilayah yang tergenang banjir adalah kawasan jalan desa atau dusun. Adapun, warga yang bertempat tinggal di daerah rawan banjir biasanya secara otomatis sudah membangun rumahnya lebih tinggi sehingga dapat meminimalkan dampak banjir. Oleh karena itu, hingga Rabu malam, tidak terdata ada warga yang pergi mengungsi.
Untuk mengantisipasi meluasnya dampak banjir, Hery mengatakan, pihaknya juga sudah membagikan lebih dari 2.000 karung berisi tanah ke sejumlah desa.
”Karung-karung tersebut kami maksudkan sebagai tanggul sementara, yang berfungsi membendung air sungai agar tidak meluap terlalu jauh hingga ke permukiman,” ujarnya.
Hingga Rabu pukul 21.00, BPBD Kabupaten Purworejo masih menyebar personel untuk memantau kondisi masyarakat dan ketinggian banjir.
Camat Butuh, Wasit Diono, mengatakan, pada Rabu malam mulai sekitar pukul 20.00, ketinggian air di sejumlah tempat yang maksimal mencapai 50 sentimeter, pada pukul 21.00 mulai berangsur naik menjadi 1 meter.
”Padahal, saat ini (Rabu malam), hujan yang turun hanya sebatas hujan gerimis,” ujarnya.
Menyikapi kondisi tersebut, Wasit mengatakan, Rabu malam, sejumlah perangkat desa dan kecamatan, bersama personel TNI dan polisi, masih terus intens melakukan pemantauan, mengecek ketinggian air di dusun-dusun.
Satu dusun yang berpotensi terkena banjir adalah Dusun Gebang, Desa Wironatan, menurut dia, saat ini juga disiapkan untuk segera mengungsi.
”Saat ini, kami masih mendata warga yang harus mengungsi dan berapa jumlah rumah yang nantinya bisa menjadi lokasi pengungsian,” ujarnya.
Sementara itu, di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terjadi bencana alam angin ribut pada Rabu pagi. Angin tersebut telah mengakibatkan satu tiang listrik roboh dan menyeret senderan rumah yang menjadi penopang tiang listrik di dekat rumah Giwanto.
Tiang listrik yang roboh tersebut menimpa rumah milik Rudianto, menyebabkan bagian atap rusak ringan dan jaringan listrik terputus.
”Kerugian yang ditimbulkan dari kejadian tersebut mencapai Rp 5 juta,” ujar Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Gito Walngadi.