Penduduk Miskin di Perdesaan Bertambah Banyak di Jambi
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Jumlah penduduk desa miskin di Jambi bertambah banyak dalam 6 bulan terakhir. Pengamat ekonomi menilai penyebabnya adalah faktor kejatuhan harga sejumlah komoditas unggulan.
Kepala Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi Risyanto mengatakan, jumlah penduduk miskin di perdesaan bertambah 1.896 orang dari Maret hingga September 2018. ”Dari 163.070 jiwa menjadi 164.970 orang,” katanya, Rabu (16/1/2019).
Bertambahnya jumlah penduduk miskin di perdesaan berbanding terbalik dengan kondisi di perkotaan. Jumlahnya turun 2.116 orang, yakni dari 118.620 orang menjadi 116.500 orang selama periode yang sama. Menurut Risyanto, faktor kenaikan harga komoditas makanan menjadi penyumbang terbesar bertambahnya penduduk miskin di perdesaan.
Komoditas jatuh
Namun, pengamat ekonomi dari Universitas Batanghari menilai, bertambah banyaknya penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh faktor jatuhnya harga sebagian besar komoditas unggulan Jambi, mulai dari karet, sawit, cokelat, kelapa, hingga pinang. Selama ini, penduduk desa lebih banyak mengandalkan penghidupannya dari hasil kebun.
Penurunan harga di tingkat petani yang sudah terjadi lebih dari dua tahun terakhir mengakumulasi berkurangnya daya beli masyarakat. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan pokoknya saja, sangat dimungkinkan para petani mengalami kesulitan.
”Karena kejatuhan harganya berlangsung terus-menerus, akhirnya terjadi akumulasi pelemahan daya beli ke titik yang signifikan,” jelasnya.
Harga karet jatuh sampai Rp 10.000 per kilogram. Harga karet sebelumnya Rp 18.000 per kg, tetapi kini rata-rata hanya Rp 8.000 per kg. Kondisi serupa dialami petani sawit. Kebijakan pemerintah menyetop pajak ekspor sawit sebulan ini belum dapat mengangkat kembali harga buah sawit.
Ia mengingatkan pemerintah untuk segera mendorong tumbuhnya hilirisasi komoditas unggulan. Jika, komoditas bisa diolah menjadi beragam produk turunan, nilai tambahnya akan terangkat.