Kasus DBD Kian Banyak
Kasus demam berdarah dengue meningkat di sejumlah wilayah. Sejauh ini rumah sakit masih bisa merawat. Dinas kesehatan terus menyosialisasikan pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah agar penyakit ini tidak makin merebak.
SRAGEN, KOMPAS Jumlah kasus demam berdarah dengue kian meningkat di kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dan Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Kamis (17/1/2019), di Sragen tercatat 236 kasus. Pada Selasa (15/1), ada 111 kasus.
Sementara di Kediri menjadi 314 kasus positif dan terduga dari sehari sebelumnya 232 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Sragen Hargiyanto mengatakan, para pasien demam berdarah dengue (DBD) telah dirawat di beberapa rumah sakit dan pelayanan kesehatan lain.
Dinkes Sragen memantau setiap temuan pasien DBD baru agar segera mendapat penanganan tepat untuk menghindari kematian.
”Kami membentuk posko siaga DBD di setiap desa/kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten. Posko melaporkan temuan kasus DBD setiap hari sehingga bisa ditindaklanjuti,” katanya di Sragen, Kamis.
Hargiyanto mengatakan, sebagian besar pasien DBD dirujuk ke RSUD dr Soehadi Prijonegoro, Sragen. Direktur RSUD Didik Haryanto mengatakan, selama Januari 2019 tercatat 51 pasien DBD dirawat di RSUD. Dari jumlah itu, sebanyak 17 pasien masih dirawat.
Akan tetapi, dua pasien meninggal. Mereka datang dalam kondisi kritis. ”Jika dirujuk pada fase awal, pasti tertolong,” katanya.
Meski ada lonjakan pasien DBD, Didik menyatakan, RSUD dr Soehadi Prijonegoro bisa menampung para pasien. Rumah sakit itu berkapasitas 120 tempat tidur. ”Pasien ada yang masuk, ada yang pulang. Jadi, masih bisa menampung,” katanya.
Di Temanggung, Jawa Tengah, kasus DBD juga bermunculan dalam 17 hari terakhir. Jumlah kasus DBD kini ada 15 kasus. Demikian dijelaskan Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Temanggung Sri Hartati, Kamis. ” Sebagian penderita mengaku baru pulang dari Yogyakarta dan Semarang. Ada pula yang baru pulang dari Jawa Timur,” ujarnya.
Menurut Sri, pihaknya intens melakukan sosialisasi agar warga mengantisipasi penyebaran DBD lewat berbagai upaya pencegahan seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Di Kota Magelang, upaya pencegahan juga dilakukan dengan membersihkan lingkungan dan membasmi jentik-jentik nyamuk. Menurut Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Magelang Lilik Sunarto, Pemerintah Kota Magelang menetapkan program satu juru pemantau jentik (jumantik) per rumah di setiap kelurahan. Hasilnya, jumlah penderita saat ini bisa ditekan hanya tiga orang.
Tambah kasur
Untuk merawat penderita DBD yang terus bertambah, rumah sakit di Kediri menambah tempat tidur untuk menampung pasien DBD.
Ruang Anak Nusa Indah RSUD Pare, misalnya, berkapasitas 20 orang. Karena jumlah pasien DBD bertambah, ruangan itu kini ditempati 26 pasien. Enam pasien terpaksa menggunakan tempat tidur tambahan. Peningkatan pasien DBD terjadi sejak pertengahan Desember 2018.
Selama Januari, RSUD Pare telah memulangkan lebih dari 50 penderita DBD setelah dirawat inap. Menurut Kepala Bagian Humas RSUD Pare dr Budi Sanjaya, sejauh ini obat-obatan cukup. Pihak rumah sakit sudah mempersiapkan diri menghadapi lonjakan pasien DBD.
Hari Kamis, jumlah kasus DBD di Kabupaten Kediri tercatat 314 kasus positif dan terduga, dari sebelumnya, Rabu (14/1), sebanyak 232 kasus. Sembilan orang di antaranya meninggal.
Peningkatan pasien DBD juga terjadi di RSUD Gambiran, Kota Kediri. Nitra Sari dari Humas RSUD Gambiran mengatakan, RSUD Gambiran merawat 57 pasien DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adhima mengatakan, sejak awal Januari sampai saat ini ada 21 kasus DBD. Rinciannya, 11 kasus positif dan 10 kasus terduga.
”Ada satu korban meninggal,” ucapnya Tahun lalu, jumlah penderita DBD di Kota Kediri mencapai 30 orang dan tak ada korban meninggal. ”Trennya tahun ini ada peningkatan,” ujar Fauzan.
Fauzan akan mengumpulkan para lurah di Kota Kediri untuk menyosialisasikan PSN dan pengasapan. (RWN/EGI/WER)