KEDIRI, KOMPAS — Pemberantasan sarang nyamuk dilakukan serentak di sejumlah daerah di Kota dan Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Pemberantasan itu dilakukan menyusul munculnya wabah demam berdarah yang menelan sembilan jiwa dalam dua pekan.
Di Kabupaten Kediri, Jumat (18/1/2019), kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dilakukan bersamaan dengan kegiatan Jumat Bersih. Kegiatan itu dilakukan di beberapa desa dan lingkungan kantor di Kecamatan Tarokan, Plemahan, Wates, Mojo, Kayen Kidul, Badas, Gurah, Papar, Gampengrejo, Banyakan, dan Ngadiluwih.
Di Kecamatan Gurah, kegiatan PSN melibatkan PKK, kader juru pemantau jentik (jumantik) dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang tengah kuliah kerja nyata. Adapun di Tarokan melibatkan petugas kecamatan.
Pemerintah Kabupaten dan Kota Kediri menggerakkan masyarakat untuk bersama-sama membersihkan sarang nyamuk Aedes Aegypti selaku vektor demam berdarah. Cara ini dinilai paling efektif untuk memberantas penyebaran virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk karena musim hujan masih berlangsung beberapa bulan lagi.
Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Nur Munawaroh mengatakan, PSN dilakukan hampir menyeluruh dengan menguras, menutup, dan mengubur. PSN juga disertai dengan penyuluhan demam berdarah dan rapat koordinasi mengantisipasi penyebaran penyakit lebih luas.
Selain pemberantasan sarang nyamuk, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota Kediri, melalui puskesmas, juga melakukan pengasapan (fogging). Pengasapan dilakuan di lingkungan yang warganya terkena demam berdarah dengue (DBD). Menurut Munawaroh, selama Januari ini pihaknya sudah melakukan pengasapan di lebih dari 100 lokasi.
Pengasapan dilakukan setelah ada observasi. Jika mempunyai potensi menyebarkan DBD, daerah itu akan diasapi. ”Begitu dapat laporan, kami langsung melakukan penyelidikan epidemologi. Ada potensi penyebaran atau tidak? Kalau ternyata ada potensi penyebaran, dilakukan fogging,” ujarnya.
Menurut Munawaroh kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dari jentik nyamuk masih kurang. Angka bebas jentik nyamuk di sejumlah wilayah juga cukup rendah. Munawaroh menceritakan di salah satu daerah di Kecamaan Kandat, angka bebas jentiknya hanya 45 persen. Artinya, dari 100 rumah hanya ada 45 rumah yang bebas jentik nyamuk.
”Seperti daerah lain, masyarakat kurang rajin memeriksa jentik. Kalau sudah ada kasus demam berdarah, mereka baru ribut. Jentik biasanya ada di genangan air yang tidak berhubungan langsung dengan tanah dan airnya tidak mengalir,” katanya.
Berdasarkan data terakhir per 18 Januari, jumlah kasus infeksi virus dengue 384 orang. Dari jumlah tersebut 151 positif DBD dan sisanya 233 suspect. Jumlah kematian sejak awal Januari mencapai sembilan orang.
Di Kota Kediri, sosialisasi dan PSN juga dilakukan. Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jumat pagi, berkoordinasi dengan semua lurah untuk melakukan PSN serentak pekan depan. Sambil menunggu PSN serentak, warga diimbau untuk membersihkan lingkungan masing-masing.
”Sampai saat ini kegiatan PSN masih menjadi satu-satunya cara preventif yang ampuh untuk memotong rantai penyebaran virus dengue. Adapun pengobatan dilakukan untuk mereka yang sudah terinfeksi,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fuazan Adhima.
Menurut Fauzan data terbaru kasus DBD di Kota Kediri sebanyak 15 orang positif dan kurang dari 10 orang yang masih terduga (suspect) sepanjang bulan Januari ini. Satu orang meninggal dunia, yakni warga Kelurahan Campurejo, Kecamatan Mojoroto.