Waspada, Angin Ribut dan Tanah Longsor Mulai Mengancam
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
WONOGIRI, KOMPAS - Masyarakat diingatkan agar meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi. Pasalnya, memasuki puncak musim hujan bencana angin kencang atau angin ribut dan tanah longsor telah terjadi beberapa kali.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri Bambang Haryanto mengatakan, setidaknya ada enam kejadian hujan lebat disertai angin kencang atau angin ribut serta tiga kali tanah longsor dalam tiga pekan pertama bulan Januari 2019. Akibat kejadian tersebut 52 rumah dan warung rusak ringan dan berat. Tanah longsor mengakibatkan satu rumah roboh. “Kerusakan rumah itu secara umum akibat tertimpa pohon tumbang serta ada yang rusak bagian atap rumahnya akibat tiupan angin kencang,” kata Bambang di Wonogiri, Jawa Tenggah, Senin (21/1/2019).
Menurut Bambang, tidak ada korban meninggal dunia akibat bencana yang terjadi saat memasuki puncak musim hujan itu. Namun, pihaknya, mengingatkan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang berpotensi masih bisa terjadi selama puncak musim hujan, Januari-Februari. “Upaya mitigasi untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam sudah dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana,” katanya.
Bambang mengatakan, kegiatan pengurangan risiko bencana itu diantaranya menutup retakan-retakan tanah untuk mencegah longsor dan pemotongan dahan pohon yang rawan roboh. Pihaknya mengimbau masyarakat yang tinggal di pinggir tebing mengungsi bila turun hujan lebat lebih dari satu jam. “Pada 2017 bencana mengakibatkan 4 korban meninggal dunia dan pada 2018 ada 2 korban meninggal dunia. Tahun ini kami berharap tidak ada korban jiwa,” katanya.
Menurut Bambang, ancaman bencana tanah longsor sudah makin nyata mengancam dengan adanya kejadian longsor meskipun dalam skala kecil. Berdasarkan pemetaan BPBD, 25 kecamatan di Wonogiri merupakan wilayah rawan longsor. Secara geografis wilayah Wonogiri daerah perbukitan. “Sejumlah kecamatan yang memiliki risiko tanah longsor tinggi, diantaranya Tirtomoyo, Karangtengah, Kismantoro, Bulukerto dan Jatiroto,” ujarnya.
Sementara itu di Klaten, Berdasarkan data BPBD Klaten ada 137 rumah rusak akibat bencana angin kencang pada Januari ini yang melanda kecamatan Tulung, Jatinom, Karangnongko, Ngawen, Klaten Utara, Klaten Tengah, Klaten Selatan, Manisrenggo dan Kemalang.
Menurut Kepala BPBD Klaten Bambang Giyanto bencana angin ribut itu mengakibatkan kerugian sekitar Rp 479 juta. Pihaknya memastikan tidak ada korban meninggal dunia akibat bencana angin ribut di Klaten.