SERANG, KOMPAS — Cuaca ekstrem di Kabupaten Serang, Banten, memicu tenggelamnya perahu penyeberangan dan seorang penumpangnya belum ditemukan. Perahu kayu tersebut kandas setelah menyeberangi Sungai Ciujung yang tengah meluap akibat hujan deras.
Petugas Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang Arif Hermawan mengatakan, hujan terjadi sejak malam hingga subuh pada Selasa (22/1/2019). Perahu itu lalu menyeberangi Sungai Ciujung sekitar pukul 06.30.
Penumpang perahu itu berjumlah 22 orang. Perahu itu dioperasikan tujuh orang yang menariknya dengan menggunakan tali dari Desa Katulisan di Kecamatan Cikeusal ke Desa Malabar di Kecamatan Bandung. Saat sedang menyeberang, perahu tersebut ditabrak tumpukan sampah yang terbawa arus.
Akibatnya, tali untuk menjaga perahu itu agar tak terseret aliran Sungai Ciujung putus. Perahu hanyut dan terbalik. ”Semua penumpang yang bisa berenang menyelamatkan diri. Para penarik perahu juga membantu para penumpang untuk kembali ke Desa Katulisan,” ujar Arif.
Akan tetapi, seorang penumpang, Suhanda (38) terseret arus dan belum ditemukan. Regu penolong mencari Suhanda tapi hingga sekitar pukul 17.00, warga Desa Cikeusal, Kecamatan Cikeusal, itu belum ditemukan. Pencarian lalu dihentikan dan direncanakan berlanjut pada Rabu sekitar pukul 07.00.
”Bisa dikatakan, cuaca ekstrem memicu tenggelamnya kecelakaan itu. Hujan turun mulai hulu Sungai Ciujung hingga lokasi musibah tersebut,” kata Arif. Setelah menerima laporan pada pukul 07.44, BPBD Kabupaten Serang mengirimkan para personelnya ke lokasi kecelakaan itu.
Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Badan SAR Nasional Banten Heru Amir mengatakan, regu penolong antara lain terdiri dari Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Serang, Koramil Bandung, Kepolisian Sektor Bandung, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Serang, Taruna Siaga Bencana Kabupaten Serang, pramuka, serta aparatur desa dan kecamatan setempat.
Pencarian dilakukan dengan radius 5 kilometer dari lokasi tersebut. Pada pukul 12.28, regu penolong melakukan penyisiran pertama. Selanjutnya, regu tersebut melakukan lima penyisiran lagi tapi korban belum juga ditemukan.