BATU, KOMPAS — Hujan dan angin kencang yang berlangsung sejak Selasa (22/1/2019) pagi sampai Rabu menyebabkan puluhan pohon tumbang di wilayah Kota Batu dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengimbau warga waspada karena angin kencang masih akan berlangsung hingga akhir Januari.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, hingga Rabu siang, tercatat 34 lokasi pohon tumbang. Pohon yang tumbang menimpa 3 mobil, 1 warung, serta memutuskan kabel listrik dan telepon. Beberapa papan reklame juga rusak.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tapi aliran listrik di sebagian wilayah di Kota Batu padam. ”Kemungkinan jumlah pohon yang tumbang akan terus bertambah,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu Achmad C Rochim.
Menurut dia, prioritas penanganan ditekankan pada pohon yang tumbang menghalangi jalan, termasuk yang merintangi instalasi listrik dan kabel telepon. BPBD Kota Batu mengimbau masyarakat waspada dan tidak beraktivitas di dekat pohon, terutama pohon berkondisi rapuh.
Krispati (30), warga Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji, mengatakan, angin kencang menyertai hujan deras berlangsung sejak Selasa petang hingga Rabu dini hari. Sekitar pukul 21.00, aliran listrik padam dan baru menyala kembali sekitar pukul 04.30.
”Anginnya benar-benar kencang. Saya baru berani pulang dari rumah orangtua di Sidomulyo ke rumah sendiri di Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, sekitar pukul 20.00 setelah cuaca sedikit bersahabat,” ucapnya.
Di Sidomulyo, menurut Krispati, ada satu pohon cemara yang tumbang dan beberapa papan reklame calon anggota legislatif ikut rusak.
Hujan dan angin juga menumbangkan pepohonan di wilayah Kabupaten Malang. Sekretaris BPBD Kabupaten Malang Bagyo Setiono mengatakan, terdapat lebih dari 50 lokasi pohon tumbang atau dahan patah di wilayahnya. Ada dua rumah warga yang rusak ringan akibat tertimpa pohon di wilayah Kecamatan Pakis. ”Aliran listrik di beberapa lokasi juga padam akibat tertimpa pohon,” ujarnya.
Dari pengamatan, angin paling kencang terjadi menjelang Selasa tengah malam. Di wilayah Kecamatan Singosari, misalnya, angin lebih dominan daripada hujan. Gerimis singkat hanya sesekali turun, setelah itu angin kembali menerpa.
Menjelang pukul 03.00, embusan angin mulai berkurang, tetapi muncul lagi sekitar pukul 07.00 meski tidak sekencang pada tengah malam. Adapun sepanjang Rabu siang, embusan angin cenderung landai meskipun mendung tebal menggelayut secara merata.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso, Selina Ayuningtyas, menjelaskan, kecepatan angin saat ini di Malang rata-rata 30-45 kilometer per jam. Bahkan, pada Selasa pukul 22.00-23.30, kecepatan angin di atas 45 kilometer per jam.
”Ini merupakan angin kencang, bukan puting beliung. Angin kencang berembus merata, wilayah luas, dengan durasi lama. Kalau puting beliung, hanya wilayah sempit dan sebentar,” katanya.
Menurut Selina, saat ini berlangsung penumbuhan bibit angin di sekitar wilayah Indonesia akibat adanya titik tekanan rendah di beberapa tempat, seperti barat dan barat daya Sumatera, selatan Nusa Tenggara, dan Maluku. Peristiwa ini diperkirakan berlangsung hingga akhir Januari.