BANJARNEGARA, KOMPAS — Farhan Alim Al Hafid (12), siswa kelas VI SD Tanjunganom, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, ditemukan tewas, Kamis (24/1/2019), setelah sehari sebelumnya hanyut di Sungai Serayu. Tubuh korban berada di antara bebatuan, sekitar 300 meter dari lokasi tenggelam.
”Korban dievakuasi tim gabungan sekitar pukul 08.05,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara Arif Rahman, saat dihubungi dari Banyumas, Kamis. Tim gabungan terdiri dari petugas BPBD, SAR, TNI, Polri, dan warga setempat.
Arif mengatakan, saat kejadian korban bersama dua teman tengah bermain di tepi Sungai Serayu, Rabu, pukul 13.30. Naas, korban yang tidak bisa berenang tenggelam dan terbawa air deras. Pencarian korban langsung dilakukan warga tetapi tidak membuahkan hasil.
Setelah dievakuasi dan dibawa ke puskesmas, kata Arif, korban lalu divisum. Tidak ditemukan luka akibat penganiayaan ataupun tindak kekerasan di tubuhnya. ”Luka yang ada karena terbentur batu dan tenggelam,” katanya.
Arif mengimbau seluruh masyarakat untuk waspada di musim hujan kali ini. Alasannya, arus sungai tidak dapat diprediksi. Selain itu, debit air berpotensi naik akibat hujan di hulu sungai. ”Orangtua diminta mengawasi anak-anaknya. Lebih baik tidak bermain-main di sungai karena berbahaya,” ujarnya.
Sebelumnya, hujan lebat dan angin kencang menyebabkan dua orang tewas di Banjarnegara dan Cilacap. Korban tertimpa baliho serta dahan pohon yang patah.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Cilacap Rendy Krisnawan menyebutkan, angin kencang di beberapa wilayah dipicu awan kumulonimbus. ”Pertumbuhan awan ini bisa menyebabkan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir. Kecepatan angin mencapai 30 knot,” kata Rendy.
Menurut Rendy, kemunculan awan kumulonimbus di Jawa terjadi karena adanya daerah pusat tekanan rendah. Kondisi ini rentan memicu angin kencang hingga puting beliung. Ia memperkirakan keadaan ini masih akan terjadi hingga lima hari depan.
”Masyarakat diimbau waspada. Jangan berteduh di bawah pohon rindang. Pastikan bila berlindung di bawah bangunan kokoh,” kata Rendy.