Gelombang Tinggi, Sebagian Nelayan Cilacap Tetap Melaut
Oleh
Megandika Wicaksono
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Meskipun gelombang tinggi melanda perairan selatan Pulau Jawa hingga 4 meter, sebagian nelayan tetap melaut. Pihak BMKG meminta masyarakat dan nelayan waspada terhadap gelombang tinggi.
”Ada sekitar 30 persen atau 100-an kapal nelayan yang berangkat melaut hari ini. Namun, hasil tangkapan sedikit,” kata Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang Pantai Teluk Penyu Cilacap Tarmuji, Kamis (24/1/2019) saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah.
Tarmuji mengatakan, di Pandanarang Teluk Penyu ada sekitar 500 kapal nelayan dengan bobot kapal 5-10 gros ton. ”Bawal putih biasanya bisa dapat 40 sampai 50 kilogram. Sekarang ini paling banyak 20 ekor dan itupun kecil-kecil. Udang jerbung biasanya bisa dapat 20-100 kilogram. Sekarang hanya 5-7 kilogram,” tuturnya.
Tarmuji menyampaikan, kondisi ini sudah terjadi sejak empat hari terakhir. Nelayan pun harus menyingkat waktu berlayarnya kurang dari pukul 10.00.
”Nelayan berangkat pukul 03.00 dan kembali pukul 10.00 karena ombak sudah tinggi serta berbahaya. Mencari ikannya pun tidak bisa jauh-jauh, paling sampai Kebumen,” ujarnya.
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo menyampaikan, adanya siklon tropis Riley di sekitar perairan laut Timor berdampak terhadap cuaca di Indonesia berupa hujan dengan intensitas sedang-lebat di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Gelombang laut dengan ketinggian 4-7 meter terjadi antara lain di perairan Selatan Jawa Timur hingga Pulau Sumba. Gelombang Laut dengan ketinggian 2,5-4 meter di Perairan Selatan Jawa Tengah, Selat Sumba, Samudera Hindia Selatan Jawa Barat hingga Jawa Tengah.
”Harus waspada dan berhati hati terhadap peningkatan kecepatan angin dan gelombang tinggi dampak siklon di atas, ditambah dengan cuaca yang cenderung hujan sedang- lebat dan disertai petir,” kata Teguh.
Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Rendy Krisnawan, menambahkan, gelombang tinggi juga disebabkan oleh kecepatan angin yang tinggi di wilayah perairan dari dampak badai tropis Riley. ”Kecepatan maksimumnya 40 knot,” ujar Rendy.
Rendy menyampaikan, kondisi gelombang tinggi tersebut diprediksi masih terjadi seminggu ke depan karena masih ada peningkatan kecepatan angin. ”Kapal yang melintas di selatan Jawa diminta waspada karena kondisi gelombang dan angin yang tinggi serta membahayakan. Untuk nelayan harap waspada karena kondisi cuaca akhir-akhir ini cenderung buruk,” kata Rendy