Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Sri Nurhayati di Serang, Banten, Jumat (25/1/2019), mengatakan, pada Januari 2019, terjadi 26 kasus DBD. Saat ini, tiga pasien DBD masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Dradjat Prawiranegara Serang.
“Jumlah kasus itu meningkat. Pada Januari 2018, terjadi 16 kasus DBD,” kata Nurhayati. Semua warga Kabupaten Serang yang terjangkit DBD dirawat di RSDP. Juru pemantau jentik (jumantik) telah ditugaskan untuk menekan jumlah kasus DBD.
“Mereka adalah para petugas posyandu. Di Kabupaten Serang terdapat 1.536 posyandu. Di setiap posyandu, minimal ada lima petugas yang bertugas sebagai jumantik,” ujarnya. Menurut Nurhayati, belum ada pasien DBD yang meninggal namun masyarakat Serang diminta mulai mewaspadai DBD.
Masyarakat diimbau turut mencegah berjangkitnya penyakit tersebut. Nurhayati mengatakan, mereka perlu melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Pemerintah Kabupaten Serang masih bisa mengatasi penyebaran penyakit itu sehingga kejadian luar biasa DBD belum ditetapkan.
“Berbagai upaya terus kami lakukan. Semua petugas Dinkes Kabupaten Serang di lapangan sudah meningkatkan kewaspadaan,” kata Nurhayati. Imbauan untuk mencegah jatuhnya korban karena DBD sudah disampaikan di desa dan kecamatan. Selain itu, Pemkab Serang rutin melakukan program Jumat Bersih.
Para pegawai negeri sipil Pemkab Serang membersihkan lingkungannya setiap Jumat. Masyarakat diminta segera pergi ke dokter untuk memeriksa tubuhnya jika mendapati gejala DBD. Gejala itu seperti panas tinggi dan bintik-bintik merah pada tubuh.
Bupati Pandeglang, Banten, Irna Narulita mengatakan, pihaknya sudah melaksanakan antisipasi DBD. Dinkes Kabupaten Pandeglang sudah diinstruksikan untuk mencegah munculnya penyakit itu. Setiap menjelang musim hujan, masyarakat di daerah-daerah rawan DBD misalnya, diberikan kelambu.
“Kami juga melakukan sosialisasi agar masyarakat tak membuang sampah sembarangan. Sumber air yang menjadi habitat jentik-jentik harus dikuras,” katanya. Irna mengatakan, masyarakat juga diminta melakukan 3M atau menguras, mengubur, dan menutup.
Selain menguras serta menyikat bak mandi secara rutin, masyarakat dianjurkan mengubur kaleng, ember, dan piring bekas untuk mencegah nyamuk berkembang biak. Mereka juga perlu menutup wadah air seperti tangki, drum, dan tempayan di rumahnya.