JAYAPURA, KOMPAS — Gempa bumi tektonik dengan kekuatan Magnitudo 3,8 mengguncang Kota Jayapura pada Minggu (27/1/2019) pukul 08.45 WIT. Gempa tidak berpotensi memicu tsunami di ibu kota Provinsi Papua itu.
Demikian paparan Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili di Jayapura, Minggu.
Petrus mengatakan, dari hasil analisis BMKG, pusat gempa bumi terletak pada koordinat 2.52 Lintang Selatan dan 140.70 Bujur Timur.
”Gempa yang terjadi di darat ini berjarak 2 kilometer dari utara Kota Jayapura dan kedalaman 5 kilometer. Akibatnya, warga merasakan gempa yang cukup signifikan,” ujar Petrus.
Ia menuturkan, jika ditinjau pusat dan kedalamannya, gempa itu termasuk gempa bumi dangkal. Gempa dipicu aktivitas sesar lokal yang melintas di wilayah Kota Jayapura.
”Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami karena kekuatannya tidak cukup besar untuk membangkitkan perubahan di dasar laut sehingga memicu terjadinya tsunami,” kata Petrus.
Ia menambahkan, berdasarkan pantauan BMKG hingga satu jam kemudian, tak ada gempa susulan yang terjadi di Kota Jayapura.
”Kami mengimbau warga Kota Jayapura tetap tenang dan tidak terpengaruh isu adanya tsunami yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ucapnya.
Kami mengimbau warga Kota Jayapura tetap tenang dan tidak terpengaruh isu adanya tsunami yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Data yang dihimpun Kompas dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura, total tujuh kali gempa terjadi di wilayah Papua dan Papua Barat sebulan terakhir.
Gempa dengan kekuatan terbesar, yakni Magnitudo 6,1, mengguncang Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, 28 Desember 2018. Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 1,58 Lintang Selatan dan 134,12 Bujur Timur di darat.
Gempa yang terjadi pada jarak 11 kilometer arah selatan Kabupaten Manokwari Selatan pada kedalaman 50 kilometer ini menyebabkan kaca di lantai tiga Kantor Gubernur Papua Barat mengalami kerusakan. Namun, gempa itu tidak berpotensi tsunami.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Papua Welliam Manderi mengatakan, tak ada laporan kerusakan bangunan milik warga pascagempa. Namun, ia meminta masyarakat tetap mewaspadai gempa susulan dan dampak pascagempa. Sebab, gempa bumi sering terjadi pada awal tahun ini.
”Awal tahun ini cukup berbeda dibandingkan dengan tahun lalu. Sebab, pergerakan sesar lokal di wilayah Papua cukup aktif,” ujar Welliam.