SURABAYA, KOMPAS — Cuaca buruk yang terjadi di Laut Jawa membuat sejumlah pelayaran di wilayah kepulauan di Jawa Timur terganggu. Kantor Kesyahbandaran setempat melarang kapal-kapal yang sebagian besar berukuran kecil berlayar karena membahayakan keselamatan penumpang.
Larangan berlayar terjadi di beberapa pelabuhan di Jatim, antara lain Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya; Pelabuhan Gresik; dan Pelabuhan Kalianget, Sumenep. Kondisi ini terjadi lebih dari sepekan.
Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Dwi Budi Sutrisno, Minggu (27/1/2019), di Surabaya, mengatakan, memasuki cuaca buruk yang terjadi sejak pertengahan bulan ini, pihaknya mengeluarkan surat edaran yang berisi imbauan kepada nakhoda untuk menunda pelayaran hingga kondisi cuaca membaik. Surat edaran itu diterbitkan sejak Rabu (16/1/2019).
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, cuaca buruk sedang melanda perairan Laut Jawa. Di kawasan yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan itu sedang terjadi angin kencang dan gelombang laut tinggi yang mencapai 1,5 meter hingga 3,5 meter sehingga kurang aman untuk berlayar bagi kapal-kapal berukuran kecil.
”Demi keselamatan dan keamanan agar kapal-kapal menunda pelayarannya dan meningkatkan kewaspadaan terhadap gelombang tinggi dan angin kencang,” ujar Dwi.
Akibat larangan itu, sejumlah kapal penumpang dan pengangkut barang tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak. Kapal-kapal yang diminta untuk menunda keberangkatannya adalah kapal penumpang berukuran kurang dari 3.000 gros ton (GT). Selain itu, kapal perintis dan perahu pengangkut barang yang berukuran kurang dari 1.000 GT juga tidak diizinkan berlayar.
”Kapal yang ditunda keberangkatannya adalah tujuan ke Kalimantan, antara lain ke Sampit, Kumai, dan Banjarmasin. Kapal tujuan kepulauan Madura yang menggunakan kapal perintis juga tidak ada yang diizinkan berangkat,” kata Dwi.
Surat edaran dan larangan untuk berlayar itu masih berlaku sampai dengan informasi cuaca dari BMKG dinyatakan aman dan kembali normal.
Kondisi serupa juga terjadi di Pelabuhan Gresik dan Pelabuhan Kalianget. Sejak seminggu lalu, kapal penyeberangan dari Pelabuhan Gresik ke Pulau Bawean tidak berangkat. Sementara pelayaran dari Pelabuhan Kalianget ke Masalembu, Kangean, dan Sapeken juga mengalami hal serupa.
”Sejak seminggu lalu kami tidak memberikan surat izin berlayar karena cuaca buruk dikhawatirkan mengganggu keselamatan penumpang,” kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kalianget Supriyanto.
Akibat tertahannya kapal, lanjut Supriyanto, penumpang dan kapal masih bersandar di Pelabuhan Kalianget. Biasanya ada minimal satu kali penyeberang tiap hari ke wilayah-wilayah kepulauan di timur Pulau Madura itu.