Gedung Parkir Di Balikpapan Bakal Promosikan Usaha Kecil Menengah
Gedung Klandasan, kawasan parkir milik Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, masih sepi pengunjung. Tahun ini, sebagian areanya akan dijadikan pusat promosi usaha kecil menengah. Namun, cara ini dikritik sejumlah kalangan.
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·2 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS-Gedung Klandasan, kawasan parkir milik Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, masih sepi pengunjung. Tahun ini, sebagian areanya akan dijadikan pusat promosi usaha kecil menengah. Namun, cara ini dikritik sejumlah kalangan.
Gedung Klandasan berada di pusat Kota Balikpapan dan dibuka sejak dua tahun lalu. Fungsinya meminimalkan parkir liar di sepanjang Jalan Sudirman dan Taman Bekapai yang kerap memicu kemacetan di pusat kota. Namun, gedung yang dibangun dengan dana Rp 98 miliar ini, terbilang masih minim peminat.
Kepala UPT Gedung Parkir Klandasan Hikmatullah Hardian di Balikpapan, Jumat (1/2/2019), mengatakan, dari target penerimaan Rp 300 juta per tahun, memang baru tercapai Rp 200 juta per tahun. Namun, ia mengatakan, hal itu, bukan kegagalan. Di gedung delapan lantai yang sanggup menampung hingga 400 mobil ini, dalam sehari ada 40-50 mobil dan 20-30 motor yang parkir. Ke depannya, jumlah itu akan terus ditingkatkan.
Dukungan mulai hadir dari Pemkot Balikpapan awal tahun ini. Setiap Jumat, halaman perkantoran Pemkot Balikpapan tidak boleh lagi digunakan untuk parkir kendaraan dinas maupun pribadi. Semua kendaraan harus parkir ke gedung itu. Jarak antara Pemkot Balikpapan dengan Klandasan sekitar 200 meter.
Selain itu, guna memaksimalkan fungsinya, lantai bawah gedung parkir ini akan dijadikan tempat promosi bagi 22 UKM, dari kuliner, batik, kerajinan tangan, hingga oleh-oleh khas Balikpapan. Kawasan itu akan dinamakan Ekonomi Kreatif (Ekraf) Center.
Setiap unit usaha, menurut Hikmatullah, akan membayar uang sewa Rp 2,5 juta per bulan untuk area seluas 5 meter x 4 meter. Menurut rencana, Ekraf Center akan dibuka seiring HUT Kota Balikpapan, 10 Februari mendatang.
"Ekraf Center diharapkan berkontribusi meramaikan pengelolaan Klandasan. Namun, tetap saja, itu bukan yang utama. Sumber pendapatan utama tetap dari parkir. Ekraf Center hanya fasilitas pendukung,” ucapnya.
Pemerhati sosial Kaltim Chita Wijaya tidak setuju dengan rencana itu. Chita mengkhawatirkan hal itu hanya sebatas tempat baru tanpa konsep yang jelas dan akhirnya malah merugikan.
"Ketika ada UKM Center di gedung parkir, terlihat Pemkot kebingungan mengelola gedung. Jika nanti UKM di sana tidak laku, dan merugi, apa lagi yang akan dicoba?” kata Chita.
Pemerhati kebijakan publik dan pariwisata Syahrul Karim juga bingung dengan cara Pemkot Balikpapan meramaikan gedung parkir. Syahrul menyebut, masih ada beberapa tempat yang lebih cocok sebagai lokasi UKM Center, daripada di Gedung Parkir Klandasan.
“Mau menarik wisatawan untuk berbelanja, juga tidak cocok kalau opsinya adalah ke Gedung Parkir. Mengapa UKM center ini tidak diletakkan di kawasan wisata yang potensial. UKM center yang ada di gedung parkir, nantinya lebih terlihat seperti asal ada,” ujar Syahrul.