Petugas Medis Ikut Ambruk Terkena Demam Berdarah
Hingga Sabtu (2/2/2019) Rumah Sakit Umum Daerah Dr Harjono Ponorogo, Jawa Timur masih dipadati pasien demam berdarah. Kesibukan terlihat mulai ruang unit gawat darurat, hingga ruang rawat inap. Ada pasien di UGD yang masih menunggu giliran untuk mendapatkan ruangan.
Petugas medis pun terlihat sibuk, apalagi ada pasien yang mimisan dan sudah mengalami dengue shock syndrom (DSS). Ia harus segera dipindahkan ke ruang perawatan intensif. Setelah dicek dan ruangan siap, petugas dorong pun membawa sang pasien ke ruangan.
Seorang sekuriti rumah sakit pun, Sony Bagus sampai membantu menurunkan pasien dari ambulans yang baru datang. Ia pun sampai ikut membawakan alat infus sang pasien yang dirujuk menuju ruangan.
Sementara di lorong Ruang Delima yang khusus untuk perawatan anak pun pun masih dipenuhi pasien, dua diantaranya dua kakak beradik Diana Risyani (13) dan Fatin Salsabila (4) dalam satu tempat tidur. Dua bocah itu kali ini ingin bersama, meskipun sebelumnya mereka pada tempat tidur terpisah.
Jika perubahan suhu badan pasien masih belum stabil, petugas medis pun lebih intens mengeceknya. Adelita, salah seorang perawat pun mengecek badan Diana yang demamnya meningkat. Panas badan pasien itu tidak menurun.
Lebih sibuk
Merebaknya, demam berdarah di Ponorogo, hingga ditetapkan menjadi kejadian luar biasa pada 30 Januari lalu bukan hanya menyusahkan pasien, dan merepotkan keluarganya. Tetapi, paramedis harus bekerja ekstra.
Saya ngedrop mas, biasanya pulang jam dua, selama padat pasien pulang hingga jam empat sore, setiap hari. Ini sekitar sebulan terakhir
Bila tidak menjaga kondisi badan salah-salah energi terkuras dan sang petugas medis malah jatuh sakit karena daya tahan tubuh menurun. Saat ini saja, tiga pegawai rumah sakit juga ada yang terkena demam berdarah. Mereka harus menjalani perawatan juga.
Kepala Ruang Delima, Umar Khamdani bahkan sempat ambruk dan jatuh sakit karena kelelahan. “Saya ngedrop mas, biasanya pulang jam dua, selama padat pasien pulang hingga jam empat sore, setiap hari. Ini sekitar sebulan terakhir,” kata Umar.
Agar tidak banyak petugas medis yang jatuh sakit karena energinya terkuras menangani pasien, pihak rumah sakit memberikan tambahan suplemen dan asupan gizi dan nutrisi kepada para tenaga medis. Diantara petugas pun saling mengingatkan untuk menjaga stamina.
Koordinator perawatan intensif untuk anak, Widodo, menuturkan kunci agar tetap bisa bugar, dirinya memberikan menjaga pola makan. Kunci penting lainnya bekerja melayani pasien dengan ikhlas. “Daya tahan tubuh ditopang dengan menambah vitamin. Beruntung kami dapat bantuan tenaga perawat dari poli mata, poli syaraf dan ruang Teratai yang tidak sepadat di sini,” ujar Widodo.
Salah seorang perawat, Yusi Ernita, menambahkan kondisi ramainya pasien di Ruang Delima terjadi sebulan terakhir. Pasien demam berdarah yang masuk banyak dan keluar juga banyak. Diantara petugas pun sudah saling pengertian.
Beruntung kami dapat bantuan tenaga perawat dari poli mata, poli syaraf dan ruang Teratai yang tidak sepadat di sini
Kondisi padatnya pasien bisa membuat petugas medis, sama-sama terkuras tenaganya untuk urusan administrasi dan pelayanan karena pasien yang keluar masuk banyak. “Dari empat perawat, saat pasien padat, biasanya bergantian dua mengurusi administrasi dua mengurusi pelayanan,” ujar ibu satu anak itu.
Menurut Yusi, baik dalam kondisi pasien banyak atau sedikit, petugas medis harus memberikan pelayanan dengan kualitas yang sama. Oleh karena itu kondisi daya tahan tubuh petugas medis pun harus dijaga. “Intinya ikhlas melayani,” katanya.
Kepala Ruangan Unit Gawat Darurat RSUD Dr Harjono, Basri, menuturkan dalam kondisi kejadian luar biasa demam berdarah di Ponorogo kesibukan tim medis mencapai tiga kali lipat. Semua saling mengingatkan untuk menjaga kondisi, dan lebih tepat waktu saat giliran bertugas. Sarapan atau waktu makan pun bergantian.
Kami berterimakasih manajemen menambah asupan gizi dan memberik makanan tambahan
“Kami saling memotivasi baik perawat, dokter, tenaga pendorong pasien, agar menjalankan tugas penuh ikhlas untuk melayani sesama manusia. Kami berterimakasih manajemen menambah asupan gizi dan memberikan makanan tambahan,” papar Basri.
Humas RSUD Dr Harjono, Suprapto, selama lonjakan pasien demam berdarah, kesibukan tenaga medis itu terjadi mulai dari ruang UGD sebagai garda depan, ruang Delima khusus anak, ruang Mawar untuk perawatan pasien dewasa, juga juga ruang laboratorium. Petugas rumah sakit bukan hanya perlu menyiapkan dan menata ruangan yang bisa digunakan untuk merawat pasien.
Maksimalkan layanan
Tetapi, lorong-lorong di ruang Delima pun disulap menjadi ruang perawatan agar bisa dipergunakan untuk memberikan pelayanan. Ruang perawatan anak sudah tidak mencukupi lagi, dari kapasitas 39 tempat tidur, pasien pada Sabtu pukul 14.00, mencapai 58, atau hampir dua kali lipat. Di ruang intensif pun masih menungu delapan pasien untuk mendapatkan ruangan.
Semua ruangan yang memungkinkan untuk bisa menampung pasien pun dimanfaatkan untuk ruangan perawatan. “Pokoknya ruangan yang ada dimaksimalkan agar pasien terlayani. Ini terutama untuk menampung anak-anak yang terkena demam berdarah. Apalagi Bupati Ponorogo sudah menetapkan kondisi luar biasa,” ujar Siti Nur Faida, Kepala Bidang Pelayanan Medis.
Tetapi sejak KLB, pasien yang digratiskan dan biayanya ditanggung pemerintah kabupaten Ponorogo hanya yang beridentitas dan masuk kartu keluarga Ponorogo
Siti menyebutkan, rumah sakit tersebut tidak hanya melayani pasien dari warga masyarakat Ponorogo. Tetapi juga pasien yang berasal dari daerah kabupaten tetangga terdekat, seperti Dolopo dan Kebonsari, Kabupaten Madiun; Parang, Kabupaten Magetan hingga Purwantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. “Tetapi sejak KLB, pasien yang digratiskan dan biayanya ditanggung pemerintah kabupaten Ponorogo hanya yang beridentitas dan masuk kartu keluarga Ponorogo,” kata Siti.
Membludaknya pasien DBD di Ponorogo dan adanya rujukan limpahan pasien dari daerah sekitarnya tentu saja menambah beban kerja tenaga medis bertambah. Dikhawatirkan stamina menurun, maka pihak rumah sakit menambah asupan gizi.
Lonjakan pasien dikhawatirkan juga memicu kelelahan tim medis karena beban kerjanya bertambah. Oleh karena itu pihak rumah sakit juga menambah asupan gizi bagi petugas medis agar tetap bugar dan fit melayani pasien.
Jangan sampai tenaga terkuras dan malah sakit sendiri
Pihaknya berkirim surat kepada sejumlah perguruan tinggi kesehatan, untuk meminta mahasiswa yang tinggal tugas akhir menjadi relawan. “Tujuannya membantu mengatasi keterbatasan personal dan menjaga agar para medis tidak kelelahan karena beban bertambah. Jangan sampai tenaga terkuras dan malah sakit sendiri,” papar Siti.
Ia menambahkan, selama 2018 lalu tercatat 565 kasus demam berdarah di Ponorogo yakni 290 kasus demam berdarah parah (dengue hemorrhagic fever) dan 175 kasus demam dengue, empat orang meninggal. Selama Januari 2019 tercatat 347 kasus demam berdarah, tiga orang meninggal.
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Lilis Herlina, telah meninjau langsung penanganan pasien di Ponorogo. Ponorogo masuk lima besar kasus DBD selain Kediri, Tulungagung, Bojonegoro dan Blitar.
Hingga saat ini, permintaan fogging meningkat. Selain dari dinas kesehatan ada pengasapan swadaya dari masyarakat, seperti terlihat di Desa Balong, Kecamatan Balong. Pemerintah desa bahkan membeli mesin fogging seharga Rp 7,5 juta.“Ini sudah kami swadaya,” kata perangkat desa, Parno.