MAKASSAR, KOMPAS — Masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor di Sulawesi Selatan akan berakhir pada 5 Januari mendatang. Proses rekonstruksi dan rehabilitasi pascabencana diharapkan memprioritaskan perbaikan fasilitas sekolah, seperti ruang belajar dan perangkat komputer yang akan digunakan peserta ujian nasional berbasis komputer pada awal April mendatang.
Berdasarkan pantauan Kompas di SMA Negeri 1 Jeneponto, semua unit komputer di sekolah itu terendam banjir dan lumpur yang menggenangi daerah itu pada Selasa, 22 Januari lalu. Hingga Minggu (3/2/2019), proses perbaikan masih terus dilakukan, termasuk membersihkan beberapa perangkat yang mungkin masih dapat digunakan.
”Persiapan ujian terganggu karena banyak ruang kelas harus direnovasi. Ini jadi prioritas agar persiapan ujian berjalan dengan baik. Komputer yang kena banjir segera ditangani,” kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel Irman Yasin Limpo saat meninjau proses renovasi sekolah di Jeneponto.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, jumlah sekolah yang terkena banjir sebanyak 65 sekolah. Dalam data itu tidak dirincikan jumlah SMA dan SMK yang terdampak. Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel juga belum memiliki data lengkap terkait jumlah SMA/SMK serta total siswa peserta ujian akhir yang terdampak banjir.
Persiapan ujian terganggu karena banyak ruang kelas harus direnovasi. Ini jadi prioritas agar persiapan ujian berjalan dengan baik. Komputer yang kena banjir segera ditangani
Irman memperkirakan, ribuan calon peserta ujian, baik SMA maupun SMK, yang sedang mempersiapkan diri terganggu akibat bencana itu. Ia pun menyarankan agar materi ajar terkait persiapan ujian dapat dikirim melalui alamat surat elektronik siswa. Langkah ini dilakukan sambil menunggu perbaikan ruangan belajar yang ditargetkan dapat digunakan beberapa hari mendatang.
Sementara itu, untuk perbaikan komputer akan dibantu oleh teknisi dari sekolah-sekolah kejuruan di Sulsel. Jika rusak total, mereka dapat meminjam komputer dari sekolah lain pada saat ujian. ”Kemungkinan dipinjam dari sekolah lain sebab jadwal ujian SMA dan SMK tidak bersamaan,” ujarnya.
Melibatkan siswa kejuruan
Siswa kejuruan dilibatkan dalam proses rehabilitasi pascabencana di Sulsel, seperti dalam perbaikan gedung SMA Negeri 1 Jeneponto dan SMK Negeri 1 Jeneponto. Mereka yang terlibat berasal dari jurusan bangunan dan listrik yang berasal dari SMK Negeri 4 Gowa, SMK Negeri 2 Makassar, SMK Negeri 3 Makassar, SMK Negeri 5 Makassar, dan SMK Negeri 10 Makassar.
Rehabilitasi itu sudah mulai dilakukan pada Sabtu (2/2/2019). Didampingi para guru, mereka datang membawa peralatan dan bahan dari Makassar yang terpaut sekitar 88 kilometer dengan lokasi tersebut. Pelibatan siswa kejuruan atas kesepakatan Musyawarah Kelompok Kerja Kepala Sekolah SMA/SMK di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.
”Ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk terlibat dalam kegiatan sosial, terutama berhubungan dengan jurusan mereka. Mereka diajarkan bahwa seperti inilah kondisi yang akan ditemui di masyarakat setelah tamat nanti,” kata Ketua Musyawarah Kelompok Kerja Kepala Sekolah SMA/SMK Kabupaten Gowa Muhammad Yusuf.
Membuka isolasi
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gowa M Arfah yang dihubungi secara terpisah mengatakan, masa tanggap darurat akan berakhir pada 5 Februari mendatang. Sejauh ini belum ada keputusan untuk mengakhiri atau memperpanjang kembali masa tanggap darurat. Keputusan tersebut ada di tangan Pemprov Sulsel.
Saat ini, tim mulai fokus untuk membuka akses jalan yang tertutup longsor, terutama di Jalan Poros Bungaya yang menghubungkan Kecamatan Manuju dan Kecamatan Bungaya. Sepanjang jalur itu terdapat sekitar 20 titik longsor yang sangat parah sehingga hanya bisa dilewati motor trail.