Pemilahan Sampah Dapat Perpanjang Masa Pakai TPA Cilowong
Kuantitas sampah di Kota Serang, Banten, diyakini berkurang secara signifikan jika masyarakat memilah dan memanfaatkan limbah yang dapat didaur ulang. Berkurangnya sampah dapat memperpanjang masa pakai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cilowong.
Oleh
Dwi Bayu Radius
·2 menit baca
SERANG, KOMPAS — Kuantitas sampah di Kota Serang, Banten, diyakini berkurang secara signifikan jika masyarakat memilah dan memanfaatkan limbah yang dapat didaur ulang. Berkurangnya sampah dapat memperpanjang masa pakai Tempat Pembuangan Akhir Cilowong.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Serang Yudi Suryadi di Serang, Kamis (7/2/2019), mengatakan, setiap hari, kuantitas sampah yang dihasilkan di Kota Serang sekitar 300 meter kubik. Sampah itu dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cilowong, Kota Serang.
”Kami yakin, jumlah itu berkurang minimal 30 persen atau menjadi 210 meter kubik per hari jika sampah yang masih bisa dimanfaatkan dapat diolah,” katanya. Sampah seperti koran, kardus, serta botol dan gelas plastik itu bisa diolah menjadi produk yang menghasilkan pendapatan tambahan.
Menurut Yudi, TPA Cilowong dioperasikan sejak tahun 2012. Masa pakai TPA itu berlaku hingga tahun 2022 jika tak disertai upaya intensif. ”Tapi, kalau dioptimalkan, TPA itu bisa dipakai 10 tahun, bahkan 20 tahun lagi. Luas TPA Cilowong 13 hektar,” ujarnya.
Karena itu, Dinas LH Kota Serang telah mengadakan edukasi pengolahan sampah organik dan anorganik. Edukasi di Kota Serang pada akhir Januari 2019 itu bertujuan menambah pengetahuan masyarakat mengenai bank sampah. Bank sampah juga dibentuk untuk memberdayakan masyarakat.
Mereka memilah sampah dan menyerahkan limbah yang dapat didaur ulang. Selain dijual, sebagian sampah itu diolah menjadi kerajinan. ”Masyarakat bisa memanfaatkan sampah. Jadi, tak semua limbah dibuang ke TPS (tempat pembuangan sementara) dan TPA dengan membentuk bank sampah,” ujar Yudi.
Pemerintah Kota Serang pun terbantu karena sampah berkurang. Selama ini, hampir semua sampah langsung dibuang ke TPS dan TPA. ”Kami ingin sampah jangan 100 persen dibuang. Buanglah sampah yang memang benar-benar sudah tak berguna,” ujarnya.
Pengurus Bank Sampah Lestari di Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang, Jumilah (37), mengatakan, kesadaran warga di lingkungannya untuk memilah sampah masih perlu ditingkatkan. Warga umumnya masih membuang semua sampah tanpa dipisah.
”Kuantitas sampah yang bisa dikurangi dengan andil Bank Sampah Lestari paling baru 10 persen. Warga umumnya masih membuang sampah organik dan anorganik,” ujarnya. Jumilah berharap warga menggunakan komposter untuk mengolah sampah organik.