REDELONG, KOMPAS — Puting beliung menerjang dua desa di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Sabtu (9/2/2019), sekitar pukul 17.30. Sebanyak 13 rumah rusak ringan hingga rusak berat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tetapi sejumlah warga harus mengungsi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek, Minggu (10/2/2019), mengatakan, puting beliung melanda Desa Wih Pesam dan Pante Raya, Kecamatan Wih Pesam. Selain rumah warga, satu mushala juga rusak.
Kata Dadek, sebagian besar kerusakan rumah pada bagian atap yang terangkat karena diterjang angin kencang. ”Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 150 juta,” kata Dadek.
Saat kejadian, sebagian warga sedang berada di dalam rumah. Mereka panik mendengar suara gemuruh dan melihat seng beterbangan. Saat itu, terjadi hujan dengan intensitas sedang.
Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Malikussaleh Aceh Utara Nasrul mengatakan, hingga beberapa hari ke depan, kawasan Bener Meriah dan beberapa kabupaten sekitarnya berpotensi dilanda hujan deras dan angin kencang.
Kata Nasrul, hujan deras bisa saja memicu terjadinya puting beliung. Berdasarkan pemantuan BMKG, dalam sepekan terakhir, cuaca di Bener Meriah cenderung panas sehingga diperkirakan hujan terjadi pada malam hari. ”Hati-hati saat berada di luar rumah karena petir dan angin puting beliung berpotensi terjadi,” kata Nasrul.
Hati-hati saat berada di luar rumah karena petir dan angin puting beliung berpotensi terjadi.
Kabupaten Bener Meriah adalah daerah rawan puting beliung. Pada 7 Januari 2019, lapangan pacuan kuda di Bener Meriah juga diterjang puting beliung. Belasan kios warga rusak, delapan warga mengalami luka-luka. Sepanjang 2018, puting beliung terjadi 95 kali di Aceh. Kerugiannya mencapai Rp 30,9 miliar.
Selain puting beliung, Bener Meriah juga rawan longsor dan banjir. Pada tahun lalu, total kerugian akibat berbagai bencana alam di kabupaten tersebut mencapai Rp 60 miliar.