SEMARANG, KOMPAS – Perbankan di Semarang tengah bersaing membidik pasar properti yang terus meningkat. Sebagai kota dagang, Ibu Kota Jawa Tengah ini memiliki segmen properti yang unik. Warganya lebih senang membeli rumah sedang dihuni (secondary) dengan pangsa 80 persen.
Adapun harga rumah bekas yang banyak diminati terutama rumah seharga minial Rp 1,8 miliar sampai Rp 2,1 miliar. Kepala Kantor Fungsional Kredit Konsumer (KFKK) Bank Central Asia Tbk Semarang, Ronald Krisman Laongan, Senin (11/2/2019) menjelaskan, aktivitas sebagai kota dagang ternyata berpengaruh juga pada bisnis properti.
Warga Kota Semarang lebih suka membeli rumah bekas, dibanding baru. Hal ini tentu saja membuat rumah-rumah yang sedang dihuni itu punya nilai jual tinggi dalam 2-3 tahun kemudian.
“Minat pelaku bisnis membeli rumah di Semarang dan sekitarnya memang tengah naik. Oleh karena itu, BCA optimistis, pertumbuhan sektor properti pada 2019 juga akan meningkat meski tidak terlalu besar dibanding Surabaya dan Bandung,” ujar Ronald.
Sebagai divisi baru yang mulai sejak 2013, KFKK BCA Semarang pada 2018, berhasil membukukan transaksi di akhir tahun sebesar Rp 2,8 triliun. Sejauh ini, capaian itu juga berkat kerja sama dengan 12 mitra pengembang (developer) menengah maupun besar di kota ini.
Ronald memperkirakan, pasar properti bisa tumbuh lagi jika pertumbuhan pembiayan sepanjang 2018 bisa dipertahankan, yakni sekitar 13-15 persen. Dari segi ekspansi pasar properti potensial, saat ini yang tengah naik daun yakni Salatiga, Solo Raya, dan Ungaran.
Dalam bisnis pembiayaan properti, BCA Semarang masih belum menjalin kerja sama dengan pengembang apartemen maupun ruko (rumah toko). Apartemen untuk di Kota Semarang, masih belum banyak peminatnya meski pembangunan apartemen juga gencar dilakukan. Hal ini juga terkait dengan komitmen pengembang apartemen yang seringkali tidak seusai dengan perencanaan awal.
“Minat pelaku bisnis membeli rumah di Semarang dan sekitarnya memang tengah naik. Oleh karena itu, BCA optimistis, pertumbuhan sektor properti pada 2019 juga akan meningkat meski tidak terlalu besar dibanding Surabaya dan Bandung.” (Ronald-KFKK BCA Semarang)
Gandeng perantara
Salah satu keunggulan KFKK BCA Semarang dalam pembiayaan properti, tidak hanya sekadar pengenaan bunga kredit pemilikan rumah yang kompetitif, tetapi juga bekerja sama dengan pialang rumah (broker). Peran perantara kini dinilai memiliki andil besar, memperluas peluang peningkatan penjualan rumah melalui penjaminan bank.
Sementara itu Kepala Pemasaran KFKK BCA Semarang, Sylvia Noor Vianty menambahkan, pembiayaan properti yang ditanggani pihaknya terutama rumah seharga minimal Rp 250 juta hingga lebih dari Rp 2 miliar. Dengan patokan itu, pihaknya juga menyentuh masyarakat yang memerlukan rumah dengan segmen bervariasi.
KFKK BCA Semarang, menjelang HUT ke-62 BCA juga menyiapkan bunga khusus untuk kredit kepemilikan rumah dengan tempo kredit lebih pendek yakni 5 tahun. Penerapan kredit dengan bunga khusus juga pernah dilakukan pada 2017 dan 2018. Pada 2017, bunga khusus pengambilan kredit rumah dengan jatuh tempo 5 tahun dibagi dua periode. Pada 2 tahun pertama beban bunga hanya 6,5 persen, sedangkan 3 tahun berikutnya 7,38 persen.