Pemeliharaan Lemah, Ribuan Kotak Suara Rusak di Cirebon
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Pemeliharaan yang lemah menyebabkan ribuan kotak suara Pemilu 2019 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, rusak terkena air hujan. Hal ini dinilai dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap penyelenggara Pemilu. Meski demikian, Komisi Pemilihan Umum setempat berjanji, persiapan logistik Pemilu tidak terganggu.
“Dari 14.715 kotak suara yang telah dirakit, sebanyak 2.298 kotak rusak. Sementara yang aman sebanyak 12.417 kotak,” ujar Ketua KPU Kabupaten Cirebon Saefudin Jazuli, Selasa (12/2/2019), di Cirebon. Total kotak suara yang dibutuhkan untuk Pemilu 2019 di Cirebon sekitar 34.000 kota.
Sebelumnya, Sabtu (9/2), kotak suara yang telah dirakit ditemukan rusak di gudang karena terkena air hujan. Selain melempem, kotak itu juga sobek dan berlubang. Kotak tidak dilapisi plastik.
Hanya kotak yang telah diberi label pemilihan DPRD, DPD, DPR, dan presiden yang beralas pallet, kayu. Selebihnya, berdiri di atas batu ubin, bukan keramik. Sebagian dinding gudang merupakan seng dan bocor di sejumlah titik.
Gudang yang disewa oleh KPU setempat setahun terakhir itu berada di kawasan Plumbon, sekitar 7 kilometer dari kantor KPU Cirebon. Sejumlah aparat kepolisian dan TNI turut menjaga gudang tersebut.
“Kami sudah berkoordinasi dengan KPU Jabar dan pusat untuk meminta kotak suara pengganti yang rusak. Kami belum tahu kapan kotak suara yang baru dikirim ke sini,” ujar Jazuli.
Dia mengklaim, kerusakan kotak suara tersebut dipengaruhi oleh hujan deras yang mengguyur Cirebon beberapa hari. “Secara prosedur standar operasional (SOP) masih ada yang kurang. Selanjutnya, kami akan meminta plastk untuk melindungi kotak suara,” ujar Jazuli yang enggan menyebutkan SOP yang kurang.
Pihaknya juga memastikan, ribuan kotak suara yang rusak tidak akan mengganggu proses Pemilu meskipun tersisa 63 hari lagi. “Sesuai rekomendasi Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Cirebon, kami segera mencari gudang baru dan kembali bekerja,” ungkapnya.
Pemeliharaan lemah
Ketua Bawaslu Kabupaten Cirebon Abdul Khoir mengatakan, pihaknya mendapatkan 14 titik kebocoran bagian atap dan belakang gudang yang menyebabkan air masuk dan merusak kotak suara. Kondisi ini menunjukkan pemeliharaan logistik Pemilu masih lemah.
Padahal, berdasarkan Surat Edaran KPU RI Nomor 1256, KPU di provinsi hingga kabupaten/kota diminta memelihara dan menginventarisasi logistik Pemilu 2019. Tempat penyimpanan logistik antara lain harus aman dari kebakaran, banjir, kelembaban, dan serangan hama. Ketentuan serupa juga diatur dalam Pasal 340 dan 341 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
“KPU Kabupaten Cirebon sudah melanggar ketentuannya sendiri yang termuat dalam surat edaran tersebut. Kami masih mengkaji, apakah ada sanksi atas kerusakan kotak suara itu,” ujar Khoir. Pihaknya merekomendasikan KPU setempat untuk mengganti kotak suara yang rusak dan mencari gudang baru dengan tingkat pengamanan lebih baik.
Khaerudin Imawan, dosen FISIP Universitas Swadaya Sunan Gunung Jati Cirebon, menilai kerusakan kotak suara itu menunjukkan KPU lalai dalam merawat logistik Pemilu. “Akibatnya, publik bisa tidak percaya dengan penyelenggara Pemilu 2019. Ini bisa berdampak pada sikap apatis calon pemilih,” ujarnya.
Apalagi, partisipasi Pemilu di Cirebon belum optimal. Pada Pilkada 2018 lalu, tingkat partisipasi masyarakat berkisar 64 persen. Partisipasi masyarakat dalam Pilpres 2014 juga hanya 61,26 persen sementara Pileg tercatat 63,4 persen. Padahal, Pemilu 2019 ini, KPU menargetkan angka partisipasi masyarakat mencapai 77 persen.
“KPU Cirebon harus melakukan evaluasi terkait kinerjanya. KPU RI juga harus memastikan distribusi logistik berlangsung lancar,” ujarnya.