DENPASAR, KOMPAS - Sejumlah calon legislatif asal Pulau Bali percaya diri mampu membawa aspirasi ke Senayan tak hanya janji-janji. Mereka berupaya dengan gaya masing-masing memperkuat pemetaan potensi masyarakat Bali, terutama terkait budaya, kesejahteraan, pendidikan.
Menurut mereka, Senayan atau gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah tempat yang tepat untuk menunjukkan potensi Bali. Hanya beberapa mengemukakan pengalaman mereka yang pernah berada di Senayan perlu kekuatan penuh terutama menghadapi birokrasi dan politik bisnis.
“Ya, rumit berada ditengah-tengah kancah politik Senayan. Banyak hal harus dihadapi. Buktinya, beberapa rancangan undang-undang atau kebijakan justru lemah dan tidak jalan,” kata Gede Pasek Suardika, calon legislatif dari Partai Hanura, yang juga Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dalam diskusi Meneropong Kepentingan Bali di “Senayan” di Kafe Kubu Kopi, Denpasar, Bali, Selasa (12/2/2019).
Ya, rumit berada ditengah-tengah kancah politik Senayan. Banyak hal harus dihadapi. Buktinya, beberapa rancangan undang-undang atau kebijakan justru lemah dan tidak jalan
Namun, ia berupaya meyakinkan Bali memiliki potensi yang tetap perlu wakil yang bersuara di Jakarta, Gedung DPR RI. Meski tidak mudah, menurutnya yang pernah memiliki pengalaman sebagai DPD, ia justru tertantang untuk berupaya terpilih kembali.
Alasannya, dengan terpilihnya sebagai legislatif, Pasek dapat meneruskan perjuangannya di Jakarta. “Prosedur di Jakarta itu memang rumit, tetapi hal itu menjadi tantangan,” kata Pasek.
Selain Pasek, narasumber yang hadir Ni Luh Jelantik, calon legislatif dari Partai Nasdem, AA Bagus Adhi Mahendra calon legislatif dari Golkar dan Anggota DPR RI I Gusti Agung Putri Astrid dari PDI Perjuangan. Hadir pula pengamat politik dari Universitas Warmadewa I Nyoman Wiratmaja.
Ni Luh Jelantik yang meminta dirinya agar dipanggil Mbok Ni Luh, menurutnya, lebih membumi untuk Bali. Ia berkali-kali mengatakan agar tak perlu ragu melihat kiprahnya selama lebih dari 10 tahun menjadi relawan ekonomi untuk kemajuan mahasiswa agar tidak dipandang sebelah mata. Mbok Ni Luh merupakan pengusaha yang produknya sudah mendunia dengan sepatu Ni Luh Jelantik dari Bali.
Karenanya, ia berupaya meyakinkan untuk tidak muluk-muluk dan sederhana saja membawa Bali ke Senayan. Pemetaan potensi Bali terutama bidang ekonomi itu kekuatan luar biasa yang memerlukan perhatian pusat.
“Apalagi, kekuatan mahasiswa itu luar biasa sebagai modal masa depan bangsa. Mereka ini memiliki kemampuan serta kekuatan yang bagus dan memerlukan pembinaan agar lebih maksimal,” ujarnya pada diskusi tersebut yang juga dihadiri oleh belasan mahasiswa.
Potensi terbaik serta isu-isu kekuatan Bali, utamanya perempuan dan anak-anak, bagi Gung Tri panggilan dari I Gusti Agung Putri Astrid, terus diperjuangkan. Anak-anak dan perempuan di tepat destinasi wisata yang terkenal seperti Bali ini rentan terkait ekonomi.
Pengamat politik I Nyoman Wiratmaja
Sementara pengamat politik dari Universitas Warmadewa I Nyoman Wiratmaja mengatakan paparan para calon legislatif ini menarik karena hampir semua sama mengungkapkan betapa sulit dan rumitnya liku-liku Senayan. “Mungkin itu daya tarik kekuasaan, maka hati-hati menggoda politikus,” katanya.
Menurutnya, saatnya mereka tak lagi bertanya apa yang dibutuhkan dan diperlukan Bali untuk diperjuangkan di Senayan.
Ia berharap para calon legislatif ini menjadi “wali” bagi Bali. Arti sebagai wali adalah benar-benar paham apa yang dibutuhkan masyarkat Bali dan kondisi Bali tanpa bertanya lagi. Diam dan lebih banyak berjuang untuk masyarakat.
Begitu pula pengamat politik dari Universitas Udayana Ras Amanda berharap mereka tak kebanyakan lagi mengumbar kiprah sebelum menjadi calon legislatif. Akan tetapi, mereka mau tak mau memahami dan mengeri apa yang Bali mau, hingga menampung aspirasi terbaru itu seperti apa sehingga lebih jelas melihat ke depan.