Perbaikan Sungai Citarum yang menjadi fokus nasional membutuhkan tenaga dan bantuan dari berbagai pihak. Pramuka yang memiliki kemampuan pendidikan karakter kuat diminta terlibat di dalamnya.
Oleh
Machardin Wahyudi Ritonga
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Perbaikan Sungai Citarum yang menjadi fokus nasional membutuhkan tenaga dan bantuan dari berbagai pihak. Pramuka yang memiliki kemampuan pendidikan karakter kuat diminta terlibat di dalamnya.
”Pramuka berperan penting dalam membenahi Sungai Citarum. Kemampuan Pramuka sesuai bidang keilmuannya dapat mengedukasi masyarakat menjadi peduli terhadap lingkungan,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil seusai dilantik menjadi Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka, di Bandung, Rabu (13/2/2019).
Upaya mengajak Pramuka dalam perbaikan Citarum, ujar Kamil, memperlihatkan organisasi ini menjadi motor utama dalam membela lingkungan. Hal itu akan diapresiasi masyarakat sehingga Pramuka dianggap relevan dalam menjaga pembangunan.
”Kami menitipkan mimpi besar, ingin Sungai Citarum lepas dari citra negatif menjadi sungai terindah dan terbaik. Saya menitipkan setengahnya kepada Pramuka Jabar. Ini akan terasa kembali ke emosi masyarakat sehingga Pramuka dianggap sebagai organisasi yang relevan menjaga lingkungan dan pembangunan,” ujarnya.
Dalam pelantikan itu hadir pula Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Budi Waseso dan Ketua Kwartir Daerah Jabar Dede Yusuf. Kamil pun meminta izin kepada Budi untuk memberdayakan anggota Pramuka memperbaiki Citarum. Ia berharap Pramuka Jabar menjadi elemen yang menginspirasi Pramuka Indonesia.
”Ini adalah hari yang saya tunggu-tunggu. Sebelum dilantik, belum ada landasan hukum sehingga saya ragu. Sekarang akan dimaksimalkan karena dari semua organisasi hanya Pramuka yang paling fleksibel beradaptasi dengan dinamika zaman,” tuturnya.
Budi Waseso menyambut baik permintaan Kamil untuk melibatkan Pramuka dalam memperbaiki Sungai Citarum. Ia berujar, Pramuka telah dibekali ilmu yang menyeluruh dan memiliki tujuan utama untuk bakti kepada masyarakat dan lingkungan. Membangun kembali Sungai Citarum adalah langkah yang tepat karena sungai ini dibutuhkan oleh Jabar dan DKI Jakarta.
”Citarum seperti sediakala sangat dibutuhkan karena sungai ini menjadi sumber kehidupan di Jabar dan Jakarta. Karena itu, bisa dibilang Citarum ini menjadi penentu nasib kehidupan bangsa. Mari kita ikut serta membangun Citarum untuk kehidupan yang lebih baik,” paparnya.
Dede Yusuf menyatakan kesediaan Pramuka Jabar terlibat memperbaiki Citarum. Ia memaparkan, Pramuka mengambil porsi edukasi dan kreativitas dalam mengajak masyarakat untuk lebih peduli sungai. Semua daerah yang dilewati Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum akan diberi kegiatan untuk menambah pengetahuan masyarakat.
Dede berujar, dalam rencana itu, anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 10 miliar untuk sembilan kabupaten/kota. Setiap kawasan yang dialiri akan menjadi titik-titik aktivitas berbagai kegiatan, mulai dari penyuluhan hingga pertunjukan seni budaya.
”Namun, anggaran itu belum tentu disetujui. Nanti akan ada pembahasannya. Konsep utamanya, jika sungai mau dicintai, masyarakat harus beraktivitas di sana. Kalau sudah ada aktivitas di sana, masyarakat tidak akan menganggap sungai sebagai tempat sampah,” kata Dede.