Paulina Haning Bullu resmi menjadi perempuan pertama di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dilantik menjadi bupati. Bersama wakilnya Stefanus Saek, Kamis (14/2/2019), Paulina Haning dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Rote Ndao oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Paulina merupakan istri bupati sebelumnya, Lens Haning (2009-2019).
Oleh
Kornelis Kewa Ama
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS-Paulina Haning Bullu resmi menjadi perempuan pertama di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dilantik menjadi bupati. Bersama wakilnya Stefanus Saek, Kamis (14/2/2019), Paulina Haning dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Rote Ndao oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Paulina merupakan istri bupati sebelumnya, Lens Haning (2009-2019).
Selain Paulina-Stefanus, Gubernur NTT juga melantik Bupati dan Wabup Timor Tengah Selatan Epy Tahun-Army Konay, Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Agas Andreas-Jaghur Stefanus, serta Wakil Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke menjadi Bupati Sabu Raijua. Nikodemus menggantikan bupati sebelumnya, Marthen Dira Tome yang divonis tujuh tahun penjara karena korupsi.
Bupati Rote Ndao, Paulina Haning, perempuan pertama menjadi bupati di NTT setelah 51 tahun NTT menjadi sebuah provinsi, pisah dari provinsi kepulauan Sunda Kecil, 1968.Usai pelantikan bupati dan wakil bupati, dilanjutkan dengan pelantikan Ketua PKK dan Dekranasda dari empat kabupaten. Yang menarik dari pelantikan itu, yakni suami bupati Rote Ndao, Lens Haning, dilantik menjadi Ketua PKK dan Ketua Dekranasda Rote Ndao. Hadirin pun sontak bertepuk tangah meriah, ketika mantan bupati ini bangkit dari kursi duduk menuju tempat pelantikan, yang dilakukan istri Gubernur NTT, Ny Julie Laiskodat. Bahkan ada hadirin berteriak, “Harus bisa buat kue dan menenun”.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat tidak memberikan sambutan pada kesempatan itu. Sementara keempat bupati baru itu bertekad melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan bupati sebelumnya, terutama di sektor infrasktur.
Agas, misalnya, mengatakan bahwa Manggarai Timur masih memiliki banyak masalah, terutama infrastruktur jalan dan jembatan. Masih ada kecamatan yang sangat sulit diakses dengan kendaraan karena masih berupa jalan tanah atau pengerasan. Selama musim hujan, jalan-jalan itu tidak dapat dilalui kendaraan, kecuali dengan berjalan kaki.
Kondisi sangat memprihatinkan adalah jalan provinsi sepanjang 80 kilometer yang sulit masih sulit diakses kendaraan. Sementara jalan-jalan kabupaten sebagian sudah dibangun tetapi belum diaspal.
“Kami fokus pada infrastruktur selama lima tahun ke depan, selain sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dan pertanian atau perkebunan. Jika masalah infrastruktur teratasi, masalah lain dengan sendirinya bisa diatasi,” kata Agas.
Agas yang juga mantan wakil bupati Manggarai Timur (2009-2019) tidak asing lagi dengan wilayah Manggarai Timur secara keseluruhan. Ia kenal betul desa dan kecamatan mana yang masih terisolir akibat jalan buruk, yang berdampak pada kemiskinan dan ketakberdayaan.
Sedangkan Epy yang juga seorang mantan birokrat di TTS, mengatakan, sebagian besar jalan di TTS sudah terhubung tetapi perlu perbaikan. Jalan-jalan itu dibangun sejak tahun 1990-an, sebagian besar sudah rusak.
Masalah utama yang dihadapi TTS adalah soal anggaran. Dana APBD TTS sekitar Rp 500 miliar, 60-70 persen dialokasikan untuk belanja pegawai. Oleh karena itu, Pemkab akan mencari terobosan dengan melobi pemerintah pusat untuk mengalokasikan anggaran peningkatan pembangunan infrastruktur di TTS.
Persoalan berbeda dihadapi Kabupaten Sabu Raijua. Nikodemus mengatakan, pihaknya akan fokus pada pengadaan air bersih bagi warga di Pulau Sabu Raijua. Infastruktur jalan sebagian besar sudah terhubung. Masalah pokok yang dihadapi adalah kesulitan air bersih selama musim kemarau.
Sementara Paulina mengatakan akan melanjutkan pembangunan yang telah dimulai oleh suaminya sejak 10 tahun terakhir. Ia akan mempelajari sektor mana yang masih kurang dan perlu perhatian khusus.
“Pembangunan tidak hanya infrastruktur tetapi menyangkut seluruh sektor kehidupan masyarakat. Masalah pertanian, kesehatan, dan sumber daya manusia, pun butuh perhatian serius,” katanya.