Klungkung Bantu Anak dari Keluarga Miskin Kerja di Kapal Pesiar
Oleh
Ayu Sulistyowati
·3 menit baca
KLUNGKUNG, KOMPAS-Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali, membuka program Pendidikan Pelatihan Keterampilan Calon Tenaga Kerja ke Luar Negeri bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua, Bali. Program ini merupakan bagian dari memberikan peluang ketertarikan bekerja di kapal pesiar bagi anak muda berasal dari keluarga miskin.
Kerja di kapal pesiar menjadi tawaran pemerintah setempat sebagai salah satu upaya memberdayakan keluarga miskin. Bupati Klungkung Nyoman Suwirta menganggarkan bantuan Rp 200 juta untuk 20 remaja berasal dari keluarga miskin yang terpilih atau masing-masing mendapatkan Rp 10 juta. Bantuan ini digunakan untuk membantu meringankan biaya untuk menjadi tenaga kerja di kapal pesiar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klungkung Gede Kusuma Jaya menjelaskan program ini sudah dianggarkan dan tinggal mengimplementasikannya tahun ini. “Tahun ini targetnya memberangkatkan 20 remaja dari keluarga miskin bekerja di kapal pesiar,” katanya, di Klungkung, Kamis (14/2/2019).
Program kerja ke luar negeri atau di kapal pesiar ini merupakan salah satu program unggulan Klungkung untuk mengurangi angka kemiskinan. Sasarannya, lanjut Kusuma Jaya, adalah anak remaja setingkat SMA/SMK maupun yang telah tamat yang berasal dari keluarga kurang mampu/miskin.
Ia menjelaskan program ini bekerjasama dengan STP Nusa Dua, Bali. Remaja terpilih tersebut nantinya dididik menjadi tenaga kerja yang handal dan diberangkatkan keluar negeri yang dibiayai pemerintah setempat. Harapannya, sekembali dari bekerja di kapal pesiar dapat membantu meningkatkan taraf hidup keluarganya.
Karenanya, dinasnya meminta keaktifan dari para perbekel (kepala desa) mengumpulkan data keluarga miskin di desanya masing masing selambat lambatnya akhir bulan Ferbuari tahun ini. Selanjutnya, berdasarkan data tersebut akan menyeleksi sejumlah remaja untuk dipilih 20 orang.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat jumlah penduduk miskin di Klungkung menurun dari 6,91 persen (12.110 jiwa) pada tahun 2015 menjadi 6,29 persen (11.147 jiwa) di tahun 2017. Suwirta pada kesempatan lain sempat mengatakan tahun 2019 ini berupaya terus menurunkan angkanya setidaknya dalam satu digit atau 6 persen. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Klungkung tahun lalu mencapai 6,26 persen di atas pertumbuhan ekonomi Bali 6,24 persen. Pendapatan dari keluarga miskin di Klungkung berada pada Rp. 299.664/kapita/bulan.
Selama lima tahun terakhir, Pemerintah Klungkung memaksimalkan program bedah desa. Bedah desa adalah program blusukan Suwirta dari desa ke desa hampir setiap minggu. Ia berkeliling menelusuri kebenaran dari laporan para stafnya. Beberapa hal saat blusukan, ia menemukan data yang tidak sesuai fakta. Misalnya, ia masih menemukan keluarga miskin yang tidak terdata. Rumah keluarga miskin yang tidak masuk dalam program bedah rumah. Sejumlah orang lanjut usia yang tidak memiliki kartu kesehatan.
Suwirta menyayangkan jika dinas terkait maupun stafnya kurang maksimal menyinkronkan data laporan dengan lapangannya. Karenanya, ia meminta agar seluruh staf tidak hanya menerima laporan dari kelapa desa saja, melainkan juga cek dan kroscek fakta lapangannya di masing-masing desa.