PALANGKARAYA, KOMPAS — Banjir tahunan menerjang empat kabupaten/kota di Kalimantan Tengah, yakni Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan, Murung Raya, dan Kota Palangkaraya. Banjir terjadi karena meluapnya sungai-sungai akibat intensitas hujan tinggi.
Kabupaten Barito Utara yang paling parah terdampak. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, sedikitnya tujuh kecamatan, meliputi sedikitnya 15 desa/kelurahan, terendam banjir.
Kepala Subbidang Kedaruratan BPBPK Alpius Patanan menjelaskan, banjir terjadi sejak Minggu (10/2/2019) malam hingga Kamis (14/2) pagi.
”Belum diketahui jumlah rumah yang terendam. Di Barito Utara warga mengungsi ke rumah kerabatnya,” ujarnya.
Menurut Alpius, tujuh kecamatan itu adalah Kecamatan Gunung Timang, Teweh Selatan, Lahei, Lahei Barat, Teweh Baru, Teweh Tengah, dan Montallat. Di Kecamatan Lahei Barat, akses ke empat desa, yakni Desa Nihan, Jangka Lama, Papar Pujung, dan Teluk Malewai Benao, putus.
Sekretaris Kecamatan Lahei Barat Sukarto saat dihubungi dari Palangkaraya menuturkan, tinggi air 1,5 meter. Sedikitnya 700 rumah terendam banjir.
Sukarto menyatakan, banjir melumpuhkan kegiatan masyarakat, termasuk aktivitas sekolah. Banyak sekolah diliburkan.
Di Kota Palangkaraya, banjir disebabkan luapan Sungai Kahayan dan Sungai Rungan. Dua kelurahan dilanda banjir, yakni Petuk Katimpun dan Tumbang Rungan. Sebagian besar rumah di Tumbang Rungan berupa rumah panggung sehingga tak semua rumah terendam.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Palangkaraya, Renianata, mengatakan, hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi dalam dua hari ke depan di seluruh Kalteng.
Drainase
Warga Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, Banten, mengeluhkan banjir yang kerap merendam Jalan Raya Bojonegara seusai hujan deras. Mobilitas warga terganggu, bahkan banyak kendaraan bermotor mogok.
Muhammad Bakri (24), warga Desa Margasari, Kecamatan Puloampel, mengatakan, banjir merendam Jalan Raya Bojonegara mulai Kamis pukul 02.00 akibat hujan deras sejak tengah malam.
Banjir akibat buruknya drainase di tepi jalan yang tertutup batu dan tanah dari perbukitan di Kecamatan Puloampel. ”Saat hujan deras, material itu hanyut. Kami berharap saluran-saluran air itu dibersihkan sehingga air bisa mengalir ke laut,” ucapnya.
Berdasarkan pantauan pukul 17.30, Jalan Raya Bojonegara masih terendam mulai dari Desa Margasari hingga Desa Puloampel. Lokasi terendam 1 km sedalam 30 cm. (IDO/BAY)