BANYUWANGI, KOMPAS— Ruas terakhir Jalan Tol Trans-Jawa, Probolinggo-Banyuwangi, dipastikan dibangun melintasi Situbondo. Namun, karena melintasi area latihan tempur TNI di Karang Tekok, sebagian ruas ini akan berupa terowongan bawah tanah.
Pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa yang dimulai dari Merak, Banten, dan berakhir di Banyuwangi, Jawa Timur, sebenarnya hampir rampung. Jalan itu menyisakan ruas Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 172,91 kilometer.
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol, ruas tol itu akan menjadi ruas terpanjang di Indonesia yang terdiri atas enam seksi, dimulai dari Kraksaan dan berakhir di Ketapang.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno di sela-sela kunjungan ke Pabrik Cokelat Doesoen Kakao milik PT Perkebunan Nusantara XII di Banyuwangi, Sabtu (16/2/2019), mengatakan, Tol Probolinggo-Banyuwangi akan melintasi Situbondo dan bukan melewati Jember. Alasannya, jalur Situbondo lebih pendek ketimbang alternatif jalan lainnya.
”Tol Probolinggo-Banyuwangi akan melintasi Situbondo dengan menggunakan tunnel (terowongan bawah tanah) karena melewati lahan latihan perang. Demi keamanan memang harus menggunakan tunnel itu,” tutur Rini.
Seperti diberitakan Rabu (13/2), Tol Probolinggo-Banyuwangi menyedot biaya investasi Rp 23,39 triliun. PT Jasamarga Probolinggo-Banyuwangi telah mendapat kredit sindikasi dana talangan Rp 2,52 triliun. Dana itu untuk pembebasan lahan jalan tol di wilayah Probolinggo dan sebagian Situbondo. Dimulai tahun ini, pembangunannya direncanakan rampung 2021.
Jalan Lintas Selatan
Selain Tol Trans-Jawa, pembangunan Jalan Lintas Selatan juga hampir rampung dan kini menyisakan pekerjaan konstruksi sepanjang 12 kilometer. Jika jalan itu rampung, akses Jember dan Banyuwangi bisa langsung tersambung.
Selama ini, kedua kabupaten dipisahkan Pegunungan Gumitir. Saat melintasi kawasan itu, kondisi kendaraan dituntut prima. Pengemudi pun harus penuh konsentrasi melintasi jalan yang cenderung sempit dan berkelok. Jalan menanjak dan menurun tersebar di jalur ini.
Jika terjadi kecelakaan atau truk patah as, misalnya, pengguna jalan harus melintas bergantian karena diberlakukan sistem buka-tutup jalur. Kawasan ini juga rawan longsor. Tak jarang timbunan tanah menutup badan jalan.
”Kami fokus di Jalan Lintas Selatan. Kalau harus menunggu jalan tol, butuh waktu dua tahun untuk merampungkan pembangunannya. Jalan Lintas Selatan yang tinggal menyisakan 12 kilometer itu perlu didahulukan agar cepat selesai,” tutur Rini. Jalan Lintas Selatan di Jatim dirancang membentang sepanjang 677,49 kilometer. Proyek ini dimulai pada 2002.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sangat berharap Jalan Lintas Selatan segera dirampungkan. Tujuannya agar konektivitas Jember dan Banyuwangi semakin lancar. ”Jika itu terwujud, geliat ekonomi di dua kabupaten di ujung Pulau Jawa ini pasti semakin tumbuh,” ujarnya. (GER)