JAYAPURA, KOMPAS - Kasus demam berdarah dengue terus bertambah di Provinsi Papua. Dalam dua hari ini, muncul tiga kasus baru sehingga total terdapat sebanyak 191 kasus yang tersebar di 11 kabupaten/kota. Jumlah kasus dimungkinkan lebih tinggi lagi karena terdapat sejumlah kabupaten rawan penyakit itu yang belum melaporkan jumlah kasus.
Kepala Seksi Penanganan Krisis Kesehatan dan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua Yamamoto Sasarari, di Jayapura, Rabu (20/2/2019), memaparkan, tambahan tiga kasus itu berasal dari Kota Jayapura sebanyak dua kasus dan satu kasus di Nabire. Tambahan itu membuat jumlah kasus di Kota Jayapura menjadi 24 kasus dan Nabire sebanyak 9 kasus.
Adapun jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di 9 kabupaten/kota lainnya yakni Keerom (4 kasus), Kepulauan Yapen (1 kasus), Kabupaten Jayapura (4 kasus), Asmat (11 kasus), Merauke (41 kasus), Biak Numfor (59 kasus), Mimika (11 kasus), Sarmi (11 kasus), dan Boven Digoel (16 kasus).
Kami mengimbau agar petugas Dinkes di kabupaten yang rawan DBD proaktif dalam melaporkan temuan kasus.
Yamamoto menuturkan, kemungkinan jumlah kasus DBD di Papua akan terus bertambah karena petugas dinas kesehatan di sejumlah kabupaten rawan DBD belum melaporkan jumlah kasus ke Dinas Kesehatan Provinsi Papua. Kabupaten itu di antaranya Tolikara, Mamberamo Raya, dan Waropen.
"Tahun ini kasus DBD di Papua meningkat drastis. Tahun lalu, jumlah penderita DBD hingga Februari hanya sekitar 50 kasus. Kami mengimbau agar petugas Dinkes di kabupaten yang rawan DBD proaktif dalam melaporkan temuan kasus," tutur Yamamoto.
Ia menyatakan, Dinkes Provinsi Papua akan kembali mengirimkan bantuan alat Rapid Diagnostic Test (diagnosis cepat) DBD, bubuk abate, dan cairan untuk pengasapan (fogging) ke Biak Numfor. Dinkes Papua sebelumnya telah mengirimkan bantuan tersebut pada awal Februari.
"Biak menjadi fokus kami karena jumlah kasus DBD yang tertinggi, yakni 59 kasus. Dua penderita telah meninggal dunia. Kami berharap Dinkes Biak Numfor dapat meningkatkan kegiatan pencegahan DBD di setiap permukiman warga," katanya.
Kepala Bidang Pencegahan Masalah Kesehatan Dinkes Biak Numfor Ruslan Fajar, saat dihubungi, mengatakan, pihaknya telah berupaya memberikan sosialisasi tentang pencegahan DBD. Upaya pengasapan di setiap permukiman warga juga telah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir.
Terdapat 19 distrik (setingkat kecamatan) di Biak Numfor. Namun, dari pendataan Dinkes setempat, persentase daerah yang bebas jentik nyamuk hanya 18 persen saja. "Kami akan berupaya untuk meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan serta pencegahan DBD," tutur Ruslan.