SEMARANG, KOMPAS— Polisi masih menyelidiki rentetan pembakaran kendaraan bermotor di Jawa Tengah sejak Desember 2018. Minimnya saksi dan barang bukti menghambat pengungkapan.
Tim penyelidik gabungan Mabes Polri, Polda Jateng, Polrestabes Semarang, dan polres lain terus bergerak meski belum ada hasil signifikan. ”Belum ada progres. Saksi yang melihat langsung sangat minim, begitu juga bukti-bukti di TKP. Motif juga belum diketahui dan terus didalami,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Jateng Komisaris Besar Agus Triatmaja, Selasa (19/2/2019).
Kasus terakhir di Desa Ketitang, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, Senin (18/2) dini hari. Dua sepeda motor di teras rumah Sungkono (53) dibakar orang tak dikenal. Api segera dipadamkan korban dan saksi.
Pembakaran pada Senin pukul 02.00 langsung diketahui Sungkono. Ia padamkan bersama anak dan menantu. Kepala Polres Temanggung Ajun Komisaris Besar Wiyono Eko Prasetyo enggan berkomentar. ”Kasus masih dalam penyelidikan,” ujarnya.
Hingga kini, kata Agus, motif pelaku pembakaran belum terungkap karena berdasarkan keterangan saksi dan korban, tak ada yang mengarah pada satu kesimpulan. Pembakaran dinilai bukan karena dendam. Bukan juga motif ekonomi.
Sejak pertengahan Desember 2018, terjadi 28 kali teror pembakaran kendaraan bermotor di empat daerah di Jateng. Rinciannya, 17 kasus di Kota Semarang, Kendal (9), Ungaran (1), dan Grobogan (1). Kemudian, terjadi lagi Sabtu (16/2) siang di Kota Semarang dan Senin di Temanggung.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta camat dan lurah berkoordinasi dengan Polsek dan Koramil melakukan siskamling atau pengamanan mandiri. Akses permukiman malam hari diimbau hanya satu pintu. (DIT/EGI)