Dua Minggu Diresmikan, Balikpapan Creative Center Masih Sepi
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Dua minggu sejak diresmikan, Balikpapan Creative Center di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, masih belum ramai pengunjung. Penyewa kios berharap banyak acara digelar untuk menarik masyarakat. Semakin banyak warga yang datang, semakin banyak juga kendaraan yang parkir.
Balikpapan Creative Center yang diresmikan 9 Februari 2019, atau dua minggu lalu, diharapkan bisa menjadi pusat ekonomi kreatif. Sebagian area lantai 1 dan lantai 2 dijadikan tempat bagi 22 kios, dari kuliner, suvenir, batik, oleh-oleh, kedai kopi, hingga ruang pajang karya seni.
Balikpapan Creative Center dijalankan Pemerintah Kota Balikpapan untuk meramaikan Gedung Parkir Klandasan. Sejak dibuka Februari 2017, gedung parkir tujuh lantai berkapasitas 400 mobil ini terbilang sepi. Padahal, lokasinya strategis, di Jalan Sudirman, ruas utama Balikpapan.
Berdasarkan pantauan Kompas, Sabtu (23/2/2019) siang, kios-kios yang ada tampak lengang. Beberapa kios tertutup. Setiap kios menerapkan jam buka yang berbeda. Area food court di lantai 1 paling ramai. Di tempat ini, terdapat empat kios penyedia kuliner.
Inggrid Assa, pemilik Resto Alexa, mengakui bahwa pengunjung masih sedikit, belum sesuai harapan. Namun, dia menyadari, kondisi tersebut tidak lepas dari sudut pandang sebagian masyarakat. Gedung parkir ini sepi sejak diresmikan dua tahun lalu. Banyak warga yang belum tahu bahwa kondisinya kini sudah berubah.
”Sebagian yang datang kaget karena tidak mengira tempat ini bisa dimanfaatkan. Sudah dikonsep ulang sehingga lebih menarik. Area food court juga ber-AC. Tempat ini mesti lebih digencarkan promosinya, terutama untuk menggelar acara-acara anak muda,” tutur Inggrid.
Di sebelah area food court, terdapat satu ruangan yang cukup lapang. Setidaknya, menurut Inggrid, bisa menampung 50-an orang. ”Kami (penyewa kios) sudah melakukan beberapa cara. Dari promosi ke mana-mana sampai memindahkan lokasi arisan kemari,” ujarnya.
Tempat ini mesti lebih digencarkan promosinya, terutama untuk menggelar acara-acara anak muda.
Sementara Fadli, yang juga menyewa kios, mengatakan masih banyak warga yang belum tahu tempat ini. ”Orang yang datang ke kios saya memang bertambah dari hari ke hari. Namun, tetap perlu promosi gencar,” ucap Fadli yang membuka usaha oleh-oleh dan nasi kuning.
Kepala UPT Gedung Parkir Klandasan Hikmatullah Hardian mengatakan, pihaknya belum menghitung berapa kenaikan jumlah kendaraan yang parkir sejak adanya Balikpapan Creative Center dua pekan terakhir. ”Tapi, kami yakin, sudah ada kenaikan,” ucapnya.
Sejak dibuka pada Februari 2017, Gedung Parkir Klandasan yang menghabiskan anggaran Rp 98 miliar terbilang sepi. Namun, Pemkot Balikpapan menegaskan, gedung delapan lantai yang sanggup menampung hingga 400 mobil ini bukan bangunan sia-sia.
Target penerimaan Rp 300 juta per tahun memang baru tercapai Rp 200 juta. Sehari, setidaknya 40-50 mobil dan 20-30 sepeda motor yang parkir di gedung tersebut. Jumlah ini pun cukup terbantu karena terdapat aula di lantai 8 yang biasa disewakan untuk resepsi pernikahan.
Oleh karena itu, semua cara untuk bisa mengoptimalkan gedung mesti dilakukan. Pemkot sudah mencoba menertibkan parkir di ruas Jalan Sudirman dan di sekeliling Taman Bekapai. Sampai akhirnya tercetus untuk membuka Balikpapan Creative Center meski dalam perjalanannya menuai kritik.
Pemkot Balikpapan sudah memulai langkah untuk meramaikan gedung ini pada awal Januari lalu. Setiap Jumat, halaman perkantoran Pemkot Balikpapan tidak diperbolehkan untuk parkir kendaraan dinas ataupun pribadi. Kendaraan harus diparkir di gedung itu, yang berjarak 200-an meter.
UKM-UKM ini, menurut Hikmatullah, akan membayar sewa Rp 2,5 juta per bulan. Namun, sewa tersebut, menurut Inggrid dan Fadli, belum dibebankan pada bulan pertama. ”Tempat ini strategis. Saya masih yakin, lama-lama ini bisa ramai dan semakin menarik,” kata Inggrid.
Pemerhati kebijakan publik dan pariwisata Syahrul Karim heran melihat cara Pemkot Balikpapan meramaikan gedung parkir. ”Jika konsepnya masih UKM Center, kan, sudah banyak. Malah, dari sisi lokasi, UKM center kurang cocok jika diletakkan di gedung parkir. Lebih cocok di tempat-tempat wisata,” tuturnya.
Gabriella (36), warga Balikpapan yang Sabtu sore melihat-lihat suasana di Balikpapan Creative Center, menyebut tempat ini sebetulnya menarik. ”Dua tahun sepi, tempat ini sekarang ada geliatnya. Sayangnya, ya, masih berkonsep UKM center. Mengapa tidak memberi banyak ruang untuk komunitas anak muda?” ujarnya.