MAGELANG, KOMPAS — Sebanyak 2.000 durian disediakan dalam Festival Durian Purwosari di Desa Purwosari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 23-24 Februari 2019. Selain jenis durian yang sudah populer dan dikembangbiakkan di banyak tempat, seperti monthong dan musang king, ditawarkan pula 10 jenis durian unik dan khas yang hanya diproduksi di wilayah Salaman.
”Di sini, kami memiliki beraneka jenis durian lokal, seperti durian duri hitam, gethuk, dan pekok,” ujar Ahmad Rohim, Wakil Ketua Kelompok Tani Durian Sarimulyo Desa Purwosari, Sabtu (23/2/2019). Semua durian lokal tersebut memiliki ciri khas dari bentuk, aroma, hingga warna.
Semua durian ditawarkan dengan harga mulai Rp 25.000 hingga Rp 150.000. Durian-durian yang ditawarkan dalam festival itu adalah produksi sekitar 30 petani setempat.
Selain 2.000 durian tersebut, lanjut Ahmad, pihaknya juga menyediakan paket makan durian sepuasnya yang ditawarkan dengan harga khusus, yakni Rp 25.000. Khusus untuk paket ini, jumlah durian yang ditawarkan sekitar 800 buah.
Ahmad mengatakan, paket khusus tersebut sudah diunggah melalui media sosial sejak sebulan lalu. ”Dalam waktu dua hari saja, kuota 800 durian murah tersebut langsung habis,” ujarnya.
Untuk paket khusus ini, menurut Ahmad, ada sekitar 400 orang yang mendaftar sehingga akhirnya diputuskan setiap dari mereka nantinya bisa menikmati dua durian saja. Para peminat berdatangan dari luar kota, seperti Wonosobo, Purwokerto, dan Semarang.
Acara makan durian sepuasnya ini akan diselenggarakan pada hari Minggu (24/2). Khusus untuk acara ini, lanjut Ahmad, akan disediakan tempat khusus serta akan didampingi tenaga khusus yang akan membantu membuka durian.
Selain 2.000 durian tersebut, lanjut Ahmad, pihaknya juga menyediakan paket makan durian sepuasnya yang ditawarkan dengan harga khusus, yakni Rp 25.000.
Dalam festival ini, juga akan disajikan berbagai jenis makanan hasil olahan durian. Selain yang sudah siap saji dan bisa dibeli atau dicicipi, digelar juga lomba memasak makanan berbahan durian yang diselenggarakan ibu-ibu PKK desa setempat.
”Hingga pagi ini, ibu-ibu masih merahasiakan menu-menu makanan yang nantinya akan dimasak,” ujarnya.
Ahmad mengatakan, festival durian ini pertama kali diselenggarakan di Desa Purwosari. Jika respons masyarakat bagus, petani akan berupaya menggelarnya menjadi acara rutin tahunan.
Sementara itu, sejumlah warga di Kota Magelang sangat antusias berdatangan ke Festival Durian Purwosari. Esti, warga Kelurahan Gelangan, misalnya, mengaku kecewa karena tidak mendapat kuota untuk ikut paket khusus makan durian dengan harga murah. ”Saya baru tahu informasi festival ini dua minggu lalu. Namun, ternyata paket makan durian murah yang ditawarkan sudah habis,” ucapnya.
Kendati demikian, dia mengaku tetap berminat untuk datang. ”Asalkan duriannya enak, soal harga bisa dipikirkan belakangan,” ujar Esti yang akan datang ke acara Festival Durian Purwosari bersama keluarganya.