Hujan abu tipis turun di Desa Dukun, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (25/2/2019) siang.
MAGELANG, KOMPAS - Hujan abu tipis turun dan dirasakan warga di sebagian wilayah Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (25/2/2019) siang. Hujan abu tersebut hanya dirasakan sesaat sebelum akhirnya turun hujan air.
Tanto Heryanto, kepala Desa Dukun, Kecamatan Dukun, mengatakan, hujan abu tipis tersebut terjadi sekitar pukul 12.00. “Hujan abu tersebut dibuktikan oleh adanya lapisan abu tipis di atas jok sepeda motor. Hujan abu hanya berlangsung sesaat, kurang dari lima menit,” ujarnya.
Karena sangat tipis, menurut dia, abu yang turun tersebut tidak sampai menganggu pandangan maupun pernapasan warga. “Hujan abu tidak berdampak apa-apa dan tidak membuat kami merasa harus menutup hidung atau memakai masker,” ujarnya.
Hujan abu tipis turun di Desa Dukun, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (25/2/2019) siang.
Hal serupa juga diungkapkan Yatin, kepala Desa Ngargomulyo di Kecamatan Dukun yang berjarak sekitar delapan kilometer dari Gunung Merapi. “Kami hanya merasakan hujan abu sesaat. Bahkan hujan abu itu nyaris tidak terasa karena segera setelah itu tiba-tiba turun hujan air biasa,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Senin siang, lanjut Yatin, sebagian warga yang berada di sawah, juga melaporkan sempat mendengar suara gemuruh dari arah Gunung Merapi. Namun, karena tidak ada suara atau aktivitas susulan yang membahayakan, warga tetap beraktivitas seperti biasa.
Jika eskalasi Gunung Merapi terus meningkat, sebanyak 2.597 warga Desa Ngargomulyo nantinya disiapkan mengungsi di Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan
Di tengah peningkatan aktivitas Gunung Merapi, menurut Yatin, seluruh warga di 10 dusun Desa Ngargomulyo sudah bersiap dan meningkatkan kewaspadaan. Hal ini antara lain diwujudkan dengan intensif melakukan kegiatan siskamling dan ronda setiap malam.
“Setiap malam, warga di masing-masing dusun, terus intensif melakukan ronda. Kami mengawasi kondisi dusun sekaligus memantau situasi gunung dari kejauhan,” ujarnya. Di setiap dusun, jumlah warga yang siaga melakukan ronda berkisar empat hingga lima orang setiap malam.
Selain itu, Yatin mengatakan, pihaknya, juga sudah mengecek kesiapan tempat, rumah, dan bangunan yang nantinya akan menjadi tujuan warga Desa Ngargomulyo jika terpaksa mengungsi. Jika aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus meningkat, sebanyak 2.597 warga Desa Ngargomulyo nantinya disiapkan mengungsi di Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan.
Kronologi aktivitas Gunung Merapi pada tahun 2018-2019 yang disampaikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Supranowo, mengatakan, untuk mengantisipasi dampak hujan abu yang berpotensi terjadi di Kabupaten Magelang, BPBD menyiapkan stok sebanyak 454.800 masker. Masker tersebut siap dibagikan kapan saja dibutuhkan warga.
Tahun 2018, saat seringkali terjadi letusan freatik Gunung Merapi, BPBD Kabupaten Magelang juga sudah mendistribusikan masker ke sejumlah puskesmas, terutama yang berlokasi di lereng gunung.
“Saat ini, stok masker di puskesmas diperkirakan masih berkisar 10.000-20.000 masker per puskesmas,” ujarnya.
Di luar masalah hujan abu, Supranowo meminta warga terutama yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III, untuk tetap meningkatkan kewaspadaannya. Namun, warga diminta tidak panik dan tetap beraktivitas seperti biasa.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Warga melaporkan hasil pemantauan visual Gunung Merapi kepada rekan-rekannya dengan menggunakan radio komunikasi di Bukit Klangon, Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (19/2/2019). Aktivitas warga berlangsung normal meski sehari sebelumnya terjadi tujuh kali awan panas guguran dari gunung itu.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F75820284_1550594749.jpg){kind=logo}
