PERAK, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menandatangani kerja sama pendidikan dengan Universiti Pendidikan Sultan Idris, Tanjung Malim, Negeri Perak, Malaysia, Senin (25/2/2019). Tujuan kerja sama itu di antaranya memperluas cakrawala berpikir dan menghargai kemajemukan para mahasiswa asal NTB.
”Waktu saya mendaftar Pemilihan Kepala Daerah NTB, kerap terdengar pertanyaan saya dari mana. Oleh sebab itu, saya mencoba mengubah pola pikir seperti itu lewat pendidikan supaya tidak lagi terjebak dengan sentimen kedaerahan,” kata Gubernur NTB Zulkieflimansyah, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Khaerul Anwar, dari Malaysia, Selasa (26/2).
Belajar ke luar negeri, kata Zulkieflimansyah, diharapkan benar-benar membuka cakrawala berpikir, meningkatkan toleransi, membangun kepercayaan diri, dan membuat jejaring mahasiswa antarbangsa.
Selain Gubernur NTB, turut hadir Kepala Biro Kerja Sama Pemprov NTB Ahmad Nuaraluia. Sementara dari Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) diwakili Vice Chancellor UPSI Prof Dr Dato’ Mohammad Shatar bin Sabran.
Dato’ Shatar mengapresiasi Pemprov NTB yang memilih UPSI untuk bekerja sama. Indonesia dengan 270 juta penduduk adalah sumber dan sasaran potensial merekrut mahasiswa. Adapun UPSI yang didirikan tahun 1922 masuk 100 besar perguruan tinggi terbaik khusus bidang pendidikan.
Menurut Irwan Rahadi, anggota tim seleksi beasiswa NTB, pemprov akan mengirim 15 sarjana dari Kabupaten Dompu dan Bima untuk mengikuti pendidikan jenjang program master pendidikan dua tahun. Ke-15 orang itu diberangkatkan September-Oktober 2019.
Dalam kerja sama itu tidak dicantumkan besaran uang kuliah setiap mahasiswa. Besarannya merujuk sejumlah mahasiswa asal Provinsi Aceh, yakni Rp 30 juta selama dua tahun.
Beasiswa juga termasuk biaya sewa rumah dan uang saku, yang besarannya disesuaikan dengan biaya hidup di Malaysia. Saat ini 46 putra-putri NTB belajar di tiga kampus besar di Polandia, yakni Vistula University, University of Warsaw, dan University of Opole.