Jagung Pakan Mulai Masuk Blitar, Peternak Ayam Antusias
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Panen raya jagung di sejumlah daerah di Jawa Timur disambut antusias para peternak ayam petelur Kabupaten Blitar. Setelah beberapa bulan terakhir kesulitan mencari pasokan pakan, mereka mulai mendapat suplai jagung dari luar daerah dengan harga rendah, yakni sekitar Rp 4.000 per kilogram.
Sebelumnya, peternak masih mengandalkan jagung impor yang harus diambil dari gudang Perum Bulog di Surabaya dengan harga Rp 4.000 per kilogram (kg). Namun, jagung impor ini hanya memenuhi sebagian kecil kebutuhan. Sebagian besar kebutuhan tetap dipenuhi jagung lokal yang harganya di pasaran mencapai Rp 6.000 per kg.
”Sekarang sudah mulai gampang mendapatkan jagung lokal hasil panen dari luar Blitar, seperti Kalipare, Kabupaten Malang. Beberapa hari lalu, saya baru dapat 10 ton dengan harga masih Rp 4.000 per kg. Hari ini, menurut informasi, harga jagung sudah di bawah Rp 4.000 per kg,” tutur Cipto, salah satu peternak di Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, Blitar, Jumat (1/3/2019).
Bahkan, menurut Cipto, sejumlah petani mulai menawarinya jagung. Namun, ia terpaksa menolak dengan alasan selama ini hanya membeli sesuai kebutuhan. Setiap pekan, Cipto butuh sekitar 10 ton jagung.
Belum semua peternak, khususnya skala kecil, mendapatkan jagung dari luar daerah lantaran keterbatasan akses.
Mulai masuknya jagung dari luar daerah dibenarkan Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Blitar Sukarman. Namun, menurut Sukarman, jagung yang masuk belum berskala masif atau baru produksi perorangan. Belum semua peternak, khususnya skala kecil, mendapatkan jagung dari luar daerah lantaran keterbatasan akses.
”Jagung yang masuk masih sedikit, termasuk dari Lamongan. Baru satu-dua truk (10-20 ton), belum banyak dan menyeluruh. Mungkin, petani sendiri masih kesulitan melakukan pengeringan jagung,” ujarnya.
Menurut Sukarman, awal Februari lalu, pihaknya pernah menjalin kesepakatan dengan petani jagung di Lamongan difasilitasi Kementerian Pertanian. Pada kesempatan itu, petani di Lamongan menyatakan siap mengirimkan jagung dalam jumlah besar ke Blitar. Mengacu data Badan Pusat Statistik tahun 2017, Lamongan merupakan salah satu sentra penghasil jagung di Jatim dengan produksi 426.133 ton.
Meski belum banyak, Sukarman menyambut baik turunnya harga jagung karena di sisi lain, saat ini harga telur juga cukup rendah, Rp 17.800 per kg di tingkat peternak. Di Blitar, terdapat lebih dari 4.200 peternak dengan kebutuhan jagung berkisar 1.200-1.500 ton per hari.
Belum meratanya harga jagung juga diungkapkan Widodo Setyohadi, peternak lain di Desa Pohgajih. Widodo mengatakan, beberapa hari lalu dirinya masih mendapatkan jagung dengan harga Rp 4.600 per kg dari poultry. ”Kalau pasokan, sekarang memang lebih mudah dibandingkan dengan satu bulan lalu. Namun untuk harga masih di atas Rp 4.000 per kg,” ucapnya.