BANYUWANGI, KOMPAS— Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengajukan indikasi geografis kopi di Gombengsari, Kecamatan Kalipuro. Dengan begitu, diharap ada standardisasi produk kopi Banyuwangi di wilayah perkebunan Gombengsari.
Indikasi geografis (IG) kopi Gombengsari bakal yang pertama dimiliki Banyuwangi. ”Ada sekitar 50 hektar kebun kopi di Gombengsari, yang kami ajukan indikasi geografisnya,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi Arief Setiawan, Jumat (1/3/2019). Gombengsari berada di antara Gunung Ijen dan Selat Bali.
Pengajuan IG sejak 2017. Proses sertifikasi hampir rampung. IG akan diterbitkan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM tahun ini.
IG ialah tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang. Kondisi geografis, termasuk faktor alam, manusia, atau kombinasi, memberi ciri dan kualitas tertentu.
Keberadaan IG kopi Gombengsari mendorong standar produksi dan proses pengolahan kopi Banyuwangi. IG juga menghindarkan praktik persaingan curang sekaligus melindungi konsumen dari buruknya kualitas produksi.
Rencana terbitnya IG disambut baik petani dan pelaku industri. Mereka berharap kopi Banyuwangi semakin dikenal dan punya pasar tersendiri.
”Penikmat kopi akan mengetahui ciri khas kopi Banyuwangi khusus yang berasal dari Gombengsari,” ujar Mastuki, petani kopi sekaligus pemegang merek dagang Kopi Jaran Goyang.
Kopi Gombengsari dikenal memiliki cita rasa buah (fruity), yang ditanam di antara pepohonan, seperti durian, alpukat, dan langsep. (GER)