Warga Kelurahan Kotasari, Kecamatan Gerogol, Kota Cilegon, Banten, Arm (33) membunuh istrinya, An (30), Senin (4/4/2019). Peristiwa karena percekcokan suami istri itu juga menyebabkan anak mereka, yaitu AR yang baru berumur 40 hari, meninggal.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
CILEGON, KOMPAS – Warga Kelurahan Kotasari, Kecamatan Gerogol, Kota Cilegon, Banten, Arm (33) membunuh istrinya, An (30), Senin (4/4/2019). Peristiwa karena percekcokan suami istri itu juga menyebabkan anak mereka, yaitu AR berumur 40 hari, meninggal.
Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Pulomerak Komisaris Supandriatna mengatakan, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 04.00. “Awalnya, terjadi perselisihan suami istri. Mereka memang tidak harmonis. Lalu, Arm meminta istrinya berhubungan intim,” ujarnya.
Permintaan itu ditolak An yang meminta hubungan itu dilakukan lain kali sehingga Arm marah. Suami istri itu pun bertengkar. “Selanjutnya, terjadi pemukulan. Ada yang mengelak, terjerembap, dan jatuh hingga An tewas,” ucap Supandriatna.
Di sela baku hantam itu, AR juga meninggal. Penyebab bayi tersebut tewas karena terinjak masih diselidiki. Supandriatna mengatakan, rumah keluarga itu juga dihuni mertua Arm. Mertua Arm memberikan informasi mengenai pembunuhan itu kepada pengurus RT setempat.
Pembunuhan tersebut dilaporkan kepada Polsek Pulomerak. Ketika dibawa ke markas Kepolisian Resor (Polres) Cilegon, Arm sempat mengutarakan penyesalannya. Supandriatna mengatakan, jika pembunuhan tersebut direncanakan, Arm pasti langsung kabur.
“Berkat kesigapan kami mendatangi TKP (tempat kejadian perkara), Arm bisa ditahan. Kalau petugas lama baru tiba di lokasi, bisa saja dia melarikan diri,” kata Supandriatna. Sementara, An dan AR dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr Dradjat Prawiranegara (RSDP) Serang, Banten.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cilegon Ajun Komisaris Dadi Perdana Putra mengatakan, motif Arm melakukan kekerasan terhadap istrinya masih didalami. “Baru kami dapat dugaan awal, yaitu kekerasan yang menyebabkan seseorang meninggal,” ujarnya.
Saat orangtua An bangun dan hendak shalat subuh, dia mendengar suara tangisan Arm dari kamarnya. Orangtua An lalu mengetuk pintu kamar Arm. Saat pintu itu dibuka, An sudah terbaring dan berlumuran darah di samping lemari. Terdapat luka sobek di muka sebelah kiri An.
Dadi mengatakan, penyebab AR meninggal juga masih diselidiki. Polres Cilegon juga sudah mengambil beberapa barang bukti. Dadi mengatakan, Arm dan An adalah pegawai salah satu rumah sakit di Cilegon. Profesi Arm, yaitu perawat sementara An adalah pegawai bagian informasi.
Menurut Dokter spesialis forensik RSDP Serang Budi Suhendar, pihaknya menerima dua jenazah dari Polres Cilegon dengan luka dominan pada kepala. “Pemeriksaan awal masih dilakukan tapi tanda kekerasan yang terlihat, yakni memar. Kalau luka karena senjata tajam belum ditemukan,” ujarnya.