BANYUWANGI, KOMPAS — Pos pelayanan terpadu atau posyandu dipacu untuk terus berinovasi dalam pelayanan kesehatan dan gizi ibu dan bayi. Selain meningkatkan jangkauan layanan, program-program inovatif perlu dilakukan agar kualitas kesehatan ibu dan anak balita semakin optimal.
Salah satu cara yang dilakukan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk mendorong lahirnya inovasi tersebut ialah dengan menggelar Festival Posyandu Kreatif, Senin (4/3/2019). Bertempat di halaman Pendopo Sabha Swagata Blambangan, ribuan kader posyandu memamerkan aneka kegiatan dan program andalan mereka.
Salah satu yang ditampilkan adalah program Isbat dari Posyandu Kelurahan Klatak. Isbat adalah akronim Ibu Sehat Bayi Kuat.
”Program ini merupakan pendampingan bagi ibu yang baru saja melahirkan hingga anak pisah puting di umur dua tahun. Kami memberikan pendampingan agar program asi eksklusif berjalan dengan baik,” ujar Murwati, salah satu kader Posyandu.
Selain itu, ada pula program Aksi Ramah Peduli Pemulihan Gizi atau Sirami Gizi dari Puskesmas Singotrunan. Program ini merupakan kegiatan identifikasi, inventarisasi, dan intervensi bagi anak balita gizi buruk.
Melalui program tersebut, Puskesmas Singotrunan menggelar lomba bayi bagi penderita gizi buruk. Bayi yang mengalami gizi buruk dipantau kesehatan dan grafik pertumbuhannya. Bayi dengan peningkatan berat badan yang paling signifikan bakal diberi hadiah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Widji Lestariono mengatakan, gelaran Posyandu Kreatif menampilkan kader posyandu dari 25 kecamatan se-Banyuwangi. Dalam festival tersebut, setiap posyandu juga menampilkan aneka inovasi pemberian makanan tambahan kreatif, kelas pengasuhan, dan taman posyandu.
”Ini semua dilakukan agar semakin banyak warga antusias datang ke posyandu. Selain itu, antarsesama kader posyandu juga dapat saling berbagi pengalaman dan inovasi,” ujar Lestariono.
Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Ipuk Festiandani Azwar Anas menambahkan, Festival Posyandu Kreatif juga menjadi ajang pemberian penghargaan kepada kader posyandu yang telah memperjuangkan kesehatan ibu dan anak.
”Lewat ajang ini, kami ingin memberikan apresiasi tinggi kepada para kader posyandu. Lewat peran mereka, tumbuh kembang generasi penerus bangsa ini dijaga dan dipantau agar bisa berkembang dengan optimal. Ini semacam penghargaan dari kami kepada peran-peran beliau yang penuh ketulusan,” tutur Festiandani.
Dalam Festival Posyandu Kreatif tersebut, kader juga melakukan timbang badan anak balita serentak menggunakan timbangan tripod (kaki tiga) yang menjadi ikon posyandu. Sedikitnya 500 timbangan disediakan di halaman Pendopo Sabha Swagata Blambangan.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga mengundang artis Mona Ratuliu sebagai pembicara dalam seminar pengasuhan. Dalam kesempatan itu, Mona mengajak ibu rumah tangga dan kader posyandu mendidik anak-anak di era digital tanpa harus membuat mereka kecanduan gawai.