Kabupaten Malang Tekan Angka "Stunting" di Bawah 15 Persen
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS-Prevalensi anak yang mengalami stunting di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mencapai 20 persen atau sekitar 30.323 balita dari total 154.188 balita yang ada di wilayah itu. Pemerintah daerah berupaya menekan angka ini hingga separonya, atau jika tidak bisa, diharapkan di angka 15 persen.
Pelaksana Tugas Bupati Malang M Sanusi mengatakan, seperti daerah lainnya, di Malang juga ditemukan anak yang mengalami stunting atau pertumbuhannya pendek. Namun, angka stunting di wilayahnya cukup kecil dan berada di bawah angka nasional yang mencapai 28,9 persen atau Jawa Timur sebanyak 26,2 persen.
“Stunting kita sudah 20 persen terkecil di Jawa Timur. Angka Indonesia juga 28 persen, sedang kita sudah 20 persen. Dan tahun ini saya minta turun sampai 10 persen atau 15 persen kalau tidak bisa,” ujar Sanusi di sela-sela Dialog bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi di Malang, Jawa Timur, Jumat (8/3/3019).
Menurut Sanusi keberadaan anak stunting tersebar di hampir semua wilayah namun yang jumlahnya cukup banyak justru berada di Kecamatan Pujon. Hal ini cukup mengejutkan karena Pujon merupakan sentra susu sapi di Kabupaten Malang. Seharusnya, kondisi pertumbuhan anak-anak di tempat itu lebih baik dari daerah lainnya.
“Yang banyak stunting Pujon karena susu yang dihasilkan oleh petani setempat dijual (tidak dikonsumsi sendiri). Kata Camat Pujon, karena banyak ibu bekerja di hutan sejak pagi sampai sore sehingga anak mereka kurang terurus,” ucapnya.
Disinggung soal angka stunting yang berada di bawah angka nasional dan Jawa Timur, Sanusi mengatakan pihaknya telah memonitor perkembangan anak sejak awal. Sejak kehamilan orangtua sudah diarahkan untuk mengkonsumsi makanan cukup gizi. Begitu pula setelah lahir, mereka masih dipantau. Jika bayi lahir prematur dan beban kurang dari ukuran normal, sang bayi dipacu untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Ratih Maharini mengatakan 20 persen merupakan angka prevalensi stunting Kabupaten Malang berdasarkan bulan timbang April 2018 dan angkanya turun menjadi 18,5 persen pada penimbangan akhir 2018.
“Kabupaten Malang merupakan yang terbaik di Jawa Timur dalam hal komitmen menangani permasalahan stunting. Dengan indikator adanya gerakan lawan stunting yang dipromotori Tim Penggerak PKK bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. OPD memasukkan intervensi penanggulangan stunting dalam dokumen pelaksanaan anggaran,” ujarnya.
Menurut Ratih, pemerintah daerah juga menerbitkan peraturan bupati tentang penanganan dan penanggulangan stunting. Berdasarkan hal itu Sekretariat Wakil Presiden menilai Kabupaten Malang termasuk nominator nasional dan terbaik di Jawa Timur dalam rangka komitmen penanganan stunting.