MATARAM, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum Daerah Nusa Tenggara Barat mengajak generasi muda, seperti mahasiswa, menjadi petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara di tempat pemungutan suara dalam pemilu serentak April 2019. Pertimbangannya, generasi muda memiliki idealisme, memiliki daya tahan lebih kuat, serta melek informasi dan teknologi.
”Kami minta KPUD kabupaten-kota di NTB memberi porsi sebesar-besarnya bagi generasi muda, baik laki-laki maupun perempuan, menjadi petugas KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara),” kata Suhardi Soud, Ketua KPUD NTB, Sabtu (9/3/2019), di Mataram, Lombok.
Suhardi juga telah menghubungi sejumlah kampus perguruan tinggi di Kota Mataram yang menyanggupi untuk mendorong mahasiswa menjadi petugas KPPS. Keterlibatan langsung generasi muda menjadi bagian dalam pemilu karena dengan intelektualitasnya, mereka bisa membantu memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
Anak muda juga memiliki daya tahan fisik dan kemampuan administrasi lebih baik dalam menghadapi tugas-tugas di tempat pemungutan suara (TPS). Selain itu, keterlibatan anak muda bisa membuat anak muda lain menggunakan hak pilihnya. Sebab, selama ini, mayoritas mahasiswa jarang menggunakan hak pilihnya.
Partisipasi mahasiswa akan memiliki kontribusi besar pada angka partisipasi pemilu. ”Partisipasi masyarakat dalam pemilu secara nasional ditargerkan 77,5 persen. Sementara NTB ditargetkan 77,29 persen,” kata Suhardi.
Sekretaris KPUD NTB, Ansory Widjaja, mengatakan, masyarakat khususnya generasi muda berusia 17 tahun ke atas yang berminat menjadi KPPS, KPUD NTB membuka pendaftaran petugas KPPS sejak 28 Februari hingga 12 Maret 2018. Pendaftaran dilakukan di KPUD kabupaten-kota.
Jajaran KPUD provinsi dan kabupaten kota membutuhkan 111.923 petugas KPPS yang ditempatkan di 15.989 TPS di NTB. Tiap TPS diperkuat tujuh KPPS dan dua petugas Linmas.
”KPUD agar benar-benar melihat track record calon KPPS agar yang lolos benar-benar karena kemampuannnya, bukan karena yang bersangkutan adalah ’titipan’,” kata Suhardi.