SURABAYA, KOMPAS — Kepolisian Republik Indonesia mengampanyekan tertib berlalu lintas kepada anak-anak muda generasi milenial di sejumlah daerah di Indonesia, Minggu (10/3/2019). Di Surabaya, Jawa Timur, acara yang dikemas dalam Millennial Road Safety Festival 2019 itu digelar di Monumen Polisi Istimewa dan melibatkan 20.000 peserta.
Dalam acara itu, arek-arek milenial Surabaya membacakan deklarasi keselamatan berlalu lintas. Kegiatan ini juga mendapat apresiasi berupa penghargaan rekor dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid). Rekor diberikan atas capaian permainan kentongan yang diikuti sekitar 2.300 peserta dan pembagian 10.000 lembar kertas kinerja Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya.
Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan mengatakan, kecelakaan yang melibatkan generasi milenial masih sering terjadi di Surabaya. Dalam sehari, rata-rata ada tiga kejadian kecelakaan yang melibatkan pengendara sepeda motor ataupun mobil.
Selama 2018, tercatat ada 1.191 kejadian kecelakaan di Surabaya yang mengakibatkan 55 orang meninggal. Sebanyak 54 persen di antaranya atau 645 kejadian kecelakaan melibatkan generasi milenial yang berusia 15 hingga 35 tahun. ”Generasi milenial adalah penerus masa depan bangsa. Mereka harus menjaga keselamatan di jalan raya,” kata Rudi.
Menurut Rudi, kecelakaan yang dialami oleh anak-anak muda sebagian besar diawali dengan pelanggaran lalu lintas, seperti melawan arus, tidak menggunakan helm, berboncengan lebih dari dua orang, dan melanggar rambu lalu lintas.
Generasi milenial adalah penerus masa depan bangsa. Mereka harus menjaga keselamatan di jalan raya.
Khusus untuk pelajar, Rudi mengingatkan agar tidak berkendara dengan kecepatan tinggi saat pergi ke sekolah. Biasanya, kecelakaan yang melibatkan pelajar disebabkan mereka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi agar tidak terlambat sampai di sekolah. Sebaiknya, mereka mempersiapkan waktu lebih lama agar tidak tergesa-gesa berangkat sekolah.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak anak-anak muda untuk mengikuti aturan dalam berkendara. Sebab, aturan itu dibuat untuk membuat pengguna jalan aman dan nyaman di jalan raya.
Di Surabaya, pihaknya terus memperlebar jalan raya agar mencegah kemacetan. Di sisi lain, rambu lalu lintas juga amat banyak dipasang di sepanjang jalan untuk mengingatkan pengendara mamatuhi aturan.
Menurut Risma, setiap pengendara di jalan raya selalu ada doa dari keluarga. Mereka selalu berharap keluarganya yang belajar ataupun mencari nafkah diberikan keselamatan saat berada di jalan raya. ”Jadi, selama berada di jalan, tolong taati aturannya,” ujarnya.
Jadi, selama berada di jalan, tolong taati aturannya.