Agar tidak mudah terhasut dan diadu domba, rasa kebangsaan generasi muda, termasuk di Jawa Tengah, perlu terus dipupuk. Upaya pun dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng, dengan menggelar apel kebangsaan ”Kita Merah Putih”.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Apel kebangsaan ”Kita Merah Putih” bakal digelar di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 17 Maret. Kegiatan itu dinilai penting untuk memupuk komitmen nasionalisme dan kebangsaan di kalangan generasi muda, termasuk membentengi mereka dari hasutan dan adu domba.
Kegiatan tersebut digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jateng. Akan ada orasi kebangsaan oleh Gubernur Jateng, para pemuka agama, serta tokoh-tokoh yang dianggap berkomitmen pada nasionalisme dan kebangsaan.
Adapun peserta diperkirakan mencapai 130.000 orang, terdiri dari masyarakat umum serta unsur santri, pramuka, linmas, pekerja, petani dan nelayan, mahasiswa, olahragawan, seniman, serta kelompok difabel. Peserta datang dari 35 kabupaten/kota se-Jateng.
Kepala Badan Kesbangpol Jateng Achmad Rofai, Senin (11/3/2019), mengatakan, acara itu penting untuk menumbuhkan semangat kebangsaan bagi generasi muda. ”Kita perlu gelorakan lagi semangat kebangsaan melalui acara ini,” katanya.
Meskipun pelaksanaannya berdekatan dengan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019, Rofai menekankan, acara ini sama sekali tak ada kaitannya dengan pemilu. Tidak ada identitas ormas ataupun politik lain. Yang ada hanya Merah-Putih.
”Kebetulan saja, waktu yang dipilih berdekatan dengan pemilu, tetapi tak ada kaitannya. Semata-mata untuk membangkitkan semangat generasi muda akan kebangsaan. Selain itu, acara ini justru mempersatukan komponen-komponen bangsa di Jateng,” tuturnya.
Kepala Seksi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Jateng Andi Susmono menyebutkan, untuk penanganan transportasi, ada 500 personel gabungan bersama Polrestabes Semarang, Dishub Kota Semarang, serta Ditlantas Polda Jateng.
Acara ini sama sekali tak ada kaitannya dengan pemilu. Tidak ada identitas ormas ataupun politik lain. Yang ada hanya Merah-Putih.
Andi menambahkan, akan ada 1.230 bus dari 35 kabupaten/kota se-Jateng yang datang ke Semarang. ”Untuk pengaturan dan pengamanan, sudah kami bagi menjadi tiga zonasi, yakni selatan, barat, dan timur dari lokasi acara. Ada kantong-kantong parkir,” katanya.
Secara terpisah, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, dalam keterangannya, menyerukan kepada warga Semarang untuk tidak larut dan ikut menanggapi hoaks. Warga juga diminta menghindari adu komentar yang berisi saling serang, menjelang Pileg dan Pilpres 2019 pada 17 April.
Dalam situasi seperti ini, persatuan dan kekompakan justru perlu terus diperkuat. ”Dengan demikian, masyarakat tidak akan mudah terpengaruh. Jangan sampai warga (Semarang) menjadi bagian dari mereka yang terjebak pada sikap saling hujat dan menjelekkan,” ujar Hendrar.
Ia menambahkan, sebagai warga negara Indonesia, semua harus menyadari dan menerima perbedaan serta keberagaman. Ia mengajak warga tetap semangat dalam melakukan hal positif demi membawa Kota Semarang dan Indonesia yang lebih baik.