JAMBI, KOMPAS — Semua pihak harus bekerja keras meminimalkan kejadian banjir dan longsor di Indonesia. Pencegahan sejak dini menjadi salah satu cara efektif mengantisipasi ancaman bencana.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo dalam memimpin Apel Gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Provinsi Jambi, Minggu (17/4/2019). Selama Januari hingga pertengahan Maret 2019, banjir dan longsor di beberapa daerah memakan korban jiwa 160 warga.
”Banjir dan tanah longsor dalam beberapa bulan terakhir terjadi di hampir semua wilayah Indonesia. Melihat perkembangan ini, rasanya ada sesuatu yang mungkin belum maksimal untuk mencegah dampak bencana,” katanya.
Oleh karena itu, Doni mendorong agar ada kesepahaman bersama semua pihak menghadapi ancaman bencana. Hal itu bisa diimplementasikan lewat kesiapsiagaan dan pengembangan sistem peringatan dini.
”Penting juga mengembalikan fungsi konservasi. Kawasan hulu yang yang gundul akan lebih rentan mengalami banjir dan longsor berulang sepanjang tahun,” katanya.
Sementara itu, ancaman kebakaran hutan di Jambi terus dipantau. Kepala Badan Restorasi Gambu Nazir Foead menyatakan, sekitar 100 sekat kanal dan sumur bor dibangun di Jambi. Upaya itu diharapkan mempercepat pemulihan gambut. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, musim kemarau tahun ini akan dimulai sekitar bulan Juni. Namun, ia mengingatkan, kesiapan untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan tetap dilakukan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Muaro Jambi M Zakir mengatakan, pihaknya sudah mulai memantau hamparan gambut di wilayahnya. Pekan lalu, Tim Siaga Bencana Kabupaten Muaro Jambi juga mengecek kelengkapan prasarana salah satu perusahaan kebun sawit.
”Kami ingatkan kalangan korporasi sudah harus mengupayakan pencegahan dan melengkapi peralatan penanggulangan kebakaran lahan sejak sekarang,” katanya.
Pada Sabtu lalu, Gerakan Anak Bangsa Menanam Serentak menanami beragam jenis vegetasi di sekitar situs budaya Candi Muaro Jambi. Gerakan yang diinisiasi Ikatan Alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas itu menanam 520 bibit tanaman angsana, asem, jambu biji, jambu kristal, dan mangga.