Warga Lereng Gunung agar Perkuat Jaringan Komunikasi
Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu (17/3/2019) erupsi sebanyak dua kali. Erupsi beruntun terekam pukul 08.03 Wit berdurasi 39 detik dan 10.30 Wita dengan durasi 1 menit 39 detik. Warga sekitar diimbau meningkatkan komunikasi untuk memperjelas informasi.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
KARANGASEM, KOMPAS — Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu (17/3/2019), erupsi dua kali. Erupsi beruntun terekam pada pukul 08.03 Wita berdurasi 39 detik dan pada pukul 10.30 Wita dengan durasi 1 menit 39 detik. Warga sekitar diimbau meningkatkan komunikasi untuk memperjelas informasi.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin mengatakan, kolom abu yang dikeluarkan teramati 500-600 meter. Adapun status Gunung Agung, sejak 10 Februari 2018, masih ditetapkan Siaga (level III).
Rentin mengingatkan masyarakat di sekitar gunung untuk tetap siaga. ”Komunikasi semua jejaring, petugas BPBD provinsi dan kabupaten/kota, serta relawan Pasebaya 28 desa lingkar gunung terus diperkuat. Radio komunikasi tetap berjalan dan saling menginformasikan satu dengan yang lain,” katanya.
Pada letusan kali ini, warga di sekitar gunung tak lagi panik. Beberapa warga justru sigap mendokumentasikan dan menyebarkan sebagai upaya informasi kepada khayalak untuk tujuan kewaspadaan. Kedua letusan yang terjadi pada hari Minggu juga tidak mengganggu aktivitas penerbangan Bandara Internasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung, yang berjarak sekitar 70 kilometer dari puncak.
Beberapa saat setelah erupsi, abu tipis melanda daerah sekitar timur gunung, seperti Kubu, Abang, dan Karangasem. Upacara Panca Wali Krama di Pura Besakih, sekitar 7 kilometer dari puncak gunung, tetap berjalan lancar.
Terkait persembahyangan yang masih dilaksanakan beberapa hari lagi di Pura Besakih, Rentin mengatakan, pihaknya telah membangun Posko Terpadu sebagai pos pelayanan kedaruratan kepada umat. Petugas pos terdiri dari unsur SAR, BPBD, dinas kesehatan, dan Relawan Mandiri, juga dilengkapi bengkel darurat dari unsur Perkumpulan Bengkel Mobil Bali (PBMB) yang memberikan layanan servis gratis.
Pos yang dibangun di daerah Kadudung juga menyediakan masker gratis bagi umat Hindu yang memerlukan. Masker ini juga disediakan jika hujan abu mengarah ke tenggara. ”Masyarakat harus tetap tenang dan menjaga kesiapsiagaan. Jangan percaya hoaks dan tetap mengacu pada informasi BPBD serta Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) di Rendang. Petugas tetap bertugas 24 jam dalam 7 hari,” ujar Rentin.
Kepala Subbidang Mitigasi Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Badan Geologi Devy Kamil Syahbana mengingatkan masyarakat agar tidak panik. Menurut dia, Gunung Agung belum akan meletus besar dengan kolom abu mencapai 7.000 meter.
”Erupsi-erupsi yang terjadi sejak 2017 hingga sekarang masih tergolong kecil dan aman karena kurang dari 4.000 meter. Apalagi, belakangan, erupsi tercatat kurang dari 1.000 meter. Jadi, warga tidak perlu khawatir dan tetap beraktivitas. Kesiapsiagaan yang perlu ditingkatkan,” kata Devy.
Dua hari sebelumnya, Jumat (15/3), sekitar pukul 18.27 Wita, Gunung Agung erupsi dengan kolom abu 1.000 meter dari puncak. Arah angin saat itu teramati ke barat dengan durasi 1 menit 23 detik. Sekitar 1 jam kemudian, hujan abu tipis memapar wilayah Tongtongan, Ban, Kubu, di wilayah Sukadana, Karangsari, di wilayah Tianyar Barat, dan di wilayah Tianyar Timur.