Wirausaha Muda Diandalkan Menjawab Persoalan Kemiskinan
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Young Entrepreneurs Festival untuk meningkatkan kapasitas generasi muda di dunia wirausaha. Wirausaha muda diharapkan menjadi bagian jawaban dari persoalan pengangguran di Banyuwangi.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Young Entrepreneurs Festival untuk meningkatkan kapasitas generasi muda di dunia wirausaha. Wirausaha muda diharapkan menjadi bagian jawaban dari persoalan pengangguran di Banyuwangi.
Young Entrepreneurs Festival digelar di Ruang Terbuka Hijau Sayu Wiwit, Rabu hingga Kamis (20-21/3/2019). Di ajang ini, ratusan pemuda generasi milenial akan dilatih berbagai keahlian di bidang e-commerce dan aneka keterampilan praktis guna menyambut era Industri 4.0. Dalam festival yang baru pertama kali digelar ini, para wirausaha muda juga diwadahi untuk mempromosikan produk mereka.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Banyuwangi yang juga penanggung jawab Young Entrepreneurs Festival, Budi Santoso, mengatakan, festival ini menjadi kesempatan bagi wirausaha Banyuwangi untuk tampil, belajar, dan mengembangkan usaha.
”Kami melihat banyak tempat usaha di Banyuwangi ternyata dipimpin anak-anak muda yang luar biasa. Potensi ini selama ini tidak pernah muncul. Dengan festival ini, kami ingin menunjukkan kepada khalayak bahwa anak muda Banyuwangi siap bersaing,” tuturnya.
Potensi tersebut, lanjut Budi, juga diharapkan dapat terus berkembang. Perkembangan bisnis para wirausaha muda Banyuwangi menjadi bagian dari upaya menekan angka kemiskinan di Banyuwangi. Para wirausaha muda diharapkan menjadi jawaban permasalahan pengangguran terbuka.
”Melalui festival ini, kami juga berharap semakin banyak anak muda yang terinspirasi membuka usaha-usaha baru di Banyuwangi. Anak muda Banyuwangi tidak boleh menyerah. Kalau bingung ingin kerja ikut siapa, kenapa tidak membuka usaha sendiri,” ujar Budi.
Ahmad Suudi, salah satu wirausaha muda Banyuwangi yang memiliki usaha pembuatan lilin Java Sanress, menyambut baik pergelaran ini. Ia berharap mendapat inspirasi pemasaran dari wirausaha muda lain.
”Selama ini, saya hanya promosi dari mulut ke mulut dan menggunakan media sosial. Saya ingin belajar dan mencari inspirasi tentang pemasaran melalui media sosial yang lebih efektif,” ujarnya.
Menurut Suudi, ajang ini juga bisa menjadi jalan para wirausaha muda di Banyuwangi menunjukkan potensi dan produk karyanya. ”Memiliki produk itu penting bagi seorang entrepreneur. Jangan hanya jadi reseller. Festival ini wadah untuk menunjukkan kemampuan dan produk,” katanya.
Perkembangan bisnis para wirausaha muda Banyuwangi menjadi bagian dari upaya menekan angka kemiskinan di Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, di era industri generasi keempat (4.0), industri akan didominasi penggunaan teknologi digital dan internet. Di era tersebut, generasi muda dihadapkan pada tantangan dan persaingan usaha yang semakin berat.
”Entrepreneur muda Banyuwangi perlu dibekali keterampilan yang tepat untuk memasuki era industri ini,” ujarnya.
Pelatihan tersebut diikuti 120 peserta yang terdiri dari masyarakat umum, santri, hingga ibu-ibu muda. Ketiga segmen tersebut dinilai memiliki potensi yang sangat bisa dikembangkan. Pelatihan akan diberikan oleh Google dan start up Warung Pintar.
Selain pelatihan e-commerce, Young Entrepreneurs Festival juga menghadirkan sesi berbagi dari sejumlah komunitas usaha, seperti komunitas desainer, desain grafis, barbershop, clothing, arsitek muda, kuliner kreatif, fotografi, dan barista. Sharing session ini sebagai bekal inspirasi usaha bagi generasi milenial.