Jiwa Wirausaha Remaja Didorong Sebelum Lulus SMA/SMK
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS - Remaja-remaja Indonesia perlu dibangkitkan semangat kreativitasnya khususnya dalam berwirausaha, sebelum lulus Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan. Pada usia itu, mereka lebih bisa maksimal berekseperimen, berekspresi, berkreasi dan berinovasi. Para orang tua diharapkan mendorong kreativitas itu.
President Co-Working Indonesia Faye Alund mengatakan beberapa remaja yang bekerja masih terkungkung dalam balon jaringan di lingkungan terbatas pekerjaannya. Padahal, masa muda mereka masih panjang untuk melebarkan sayap guna mendapatkan jaringan yang lebih luas lagi.
“Maka, pada co-working ini, kami mengajak terutama anak muda agar mau berdiskusi bersama tentang ide-ide, kreativitas serta inovasi. Jangan pernah takut ide itu dicuri orang lain. Kenapa? Karena yang terpenting bagaimana orang memiliki keberanian tidak hanya mengungkapkan ide tetapi juga sekaligus keberaniannya mengeksekusi ide itu,” kata Faye, pada acara Tech Talk bertema Innovation for Mobility Southeast Asia, di UID Creative Campus Three Mountain, Kura Kura Bali, Serangan, Kota Denpasar, Bali, Kamis (21/3/2019).
Faye khawatir jika remaja tak segera didorong semangatnya untuk mandiri, khususnya di Bali, mereka tak mampu bersaing dengan anak muda daerah lain. Ia sempat mengamati berdasarkan pengalamannya di Co-Working, beberapa remaja gagal berkembang justru karena terlalu terkungkung dengan rutinitas serta jaringan yang itu-itu saja. Padahal, lanjutnya, dunia ini sangat luas dan persaingan semakin ketat serta beragam.
Hal serupa juga dikatakan Head of Business Incubator Bali Creative Industry Centre Made Dwi dan President Director and CEO GTech Holdings Ariadi Anaya di acara yang sama. Mereka setuju jika mental dan kemandirian anak muda perlu diperbaiki.
“Alasan kegagalan anak muda yang kami bina karena kurang pengalaman. Padahal, tidak sedikit dari yang berhasil juga baru saja memulai tetapi mampu gigih dan sukses,” kata Made Dwi.
Menurut Made Dwi, dunia wirausaha saat ini tak jauh hubungannya dengan teknologi. Teknologi ini yang akan menjembatani untuk memperkuat jejaring dan berkolaborasi dengan yang lain.
Belanja Daring
Pada seminar itu, Grab menjalin kerjasama dengan GTech untuk menyediakan solusi layanan logistik. Dengan kerajasama itu, Grab melalui layanan GrabExpress menyediakan jasa belanja sistem daring terbaik untuk pelanggan Malemall.com dari manajemen GTech Holding.
Nota kesepahaman kedua perusahaan ditandatangani Ariadi Anaya dengan Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Kerjasama ini merupakan bagian dari menambah nilai layanan perusahaan bisnis anak perusahaan Giti Group yang memiliki beragam bisnis, seperti real estat, manufaktur, gaya hidup di Asia Pasifik.
“Semoga kerjasama ini mampu menjawab kebutuhan harian para penggunanya dari layanan ini,” kata Ridzki.
Ridzki juga mengingatkan agar tak perlu takut berkompetisi dan tersaingi. Sebagai wirausaha tak perlu menghabiskan waktu melihat kompetitor, tetapi lebih memaksimalkan untuk fokus kepada pasar serta konsumen, apa yang dibutuhkan dan apa saja keuntungan yang bisa diakses para konsumen dari produk yang dihasilkan.
Ia sempat menyinggung soal banyaknya penolakan Grab di beberapa wilayah Bali. Menurut dia, Grab harus memerhatikan sosial ekonomi lingkungan daerah tersebut. Karenanya, ia tengah berupaya bertoleransi dengan kondisi di Bali dan tidak menyalahkan siapa pun untuk penolakan tersebut.