Hingga Kamis (21/3/2019) malam, hasil penyelidikan sementara polisi menemukan hubungan pendek arus listrik sebagai penyebab kebakaran bangunan cagar budaya Kong Tik Soe di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Bangunan Kong Tik Soe di Gang Lombok, Purwodinatan, Kota Semarang, Jawa Tengah, terbakar Kamis (21/3/2019) subuh. Peristiwa itu menyebabkan seorang penjaga meninggal. Hingga Kamis malam, hasil penyelidikan sementara polisi menemukan hubungan pendek arus listrik sebagai penyebab kebakaran bangunan cagar budaya tersebut.
Kepala Kepolisian Sektor Semarang Tengah Komisaris Adi Nugroho mengatakan, empat personel Laboratorium Forensik Polri Cabang Semarang turun menyelidiki penyebab kebakaran. Untuk sementara, diketahui terjadi hubungan pendek pada arus listrik atau korsleting yang mengarah ke lampu pendar (TL) di sekitar pintu masuk.
”Ada tiga lampu TL 40 watt berukuran panjang di tengah, kiri, dan kanan. Namun, penyebab utama pada arus listrik yang mengarah ke lampu TL bagian tengah. Selain itu, di dalam bangunan terdapat banyak bahan mudah terbakar, seperti kayu, kertas, dan lilin,” ujar Adi.
Meski begitu, Adi mengatakan, penyelidikan masih terus dilakukan, termasuk pemeriksaan kamera pemantau (CCTV) pada bangunan tersebut. Polisi pun tidak memperkenankan siapa pun untuk mengubah posisi benda-benda di bangunan itu, kecuali saat proses pendinginan oleh sejumlah petugas pemadam kebakaran.
Kebakaran tersebut menyebabkan Thio Thiam Lay alias Sutiyono (82), penjaga pada bangunan yang sering disebut rumah abu itu, meninggal. Nyawanya tak tertolong karena Thio diduga tertimpa reruntuhan atap dan kayu yang terbakar.
Saksi mata, Sofian Candra (40), mengatakan, dirinya pertama melihat kobaran api dan asap sekitar pukul 04.30. Ia mendekati bangunan dan melihat sang penjaga dari ventilasi dinding sedang terduduk di lantai sambil minta tolong. Pintu coba didobrak, tetapi tidak berhasil.
Setelah meminta bantuan kepada sejumlah orang yang berada di sekitar kompleks Kelenteng Tay Kak Sie, bangunan yang bersebelahan dengan Kong Tik Soe, beberapa mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi. ”Namun, pemadam tidak bisa langsung memadamkan karena listrik masih menyala. Sekitar 20 menit baru pemadaman bisa dilakukan,” kata Sofian.
Sofian menuturkan, api kemudian mulai dipadamkan. Namun, Thio Thiam Lay tak tertolong karena diduga tertimpa reruntuhan kayu pada bagian atap yang terbakar. Sekitar pukul 06.00, api padam. Berdasarkan pantauan, hingga pukul 08.00, petugas masih mendinginkan sisa-sisa kebakaran.
Kepala Dinas Kebakaran Kota Semarang Arif Rudianto, di lokasi kejadian, mengatakan, pihaknya mengerahkan 12 mobil pemadam kebakaran guna memadamkan kobaran api. Meskipun armada langsung datang setelah mendapat laporan, aliran listrik masih belum bisa dimatikan ketika itu.
”Api kemudian terus membesar karena ada unsur kayu, lilin, dan kertas di dalam bangunan,” kata Arif.
Kepala Bidang Operasional Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang Trijoto menambahkan, seorang petugas pemadam kebakaran dari pos Semarang Timur sempat tertimpa reruntuhan kayu. Namun, setelah mendapat perawatan, kondisinya dipastikan baik-baik saja.
Adapun bangunan Kong Tik Soe merupakan bangunan cagar budaya yang terletak di tepi Kali Semarang, bersebelahan dengan Kelenteng Tay Kak Sie. Bangunan yang didirikan tahun 1837 itu digunakan sebagai balai pengobatan dan perkabungan Tjie Lam Tjay, yayasan pengelola.
Menurut situs platform kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kong Tik Soe merupakan rumah ibadah untuk memberikan penghormatan kepada para leluhur. Pembangunan diprakarsai oleh Luitenant Khouw Giok Soen, Luitenant Tan Hong Yan, dan Majoor Be Ing Tjioe.