Situs di Jalur Tol Pandaan-Malang Perlu Dilestarikan
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur mengakhiri kegiatan ekskavasi situs Sekaran di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (21/3/2019) siang. BPCB menilai situs di jalur Tol Pandaan-Malang seksi V yang tengah dalam proses pembangunan itu perlu dilestarikan.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho, mengatakan sudah membuat batas area konservasi di sekitar situs. Proses ekskavasi oleh BPCB dilakukan 10 hari sejak 12 Maret 2019. Ekskavasi lanjutan akan dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta.
”Rekomendasi awal, seperti pertemuan pada 19 Maret, kami dari BPCB menyatakan situs itu perlu terus dilestarikan. Ini disepakati oleh pihak desa, musyawarah pimpinan kecamatan, serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, dan juga Jasa Marga,” katanya.
Menurut Wicaksono, ruas Tol Pandaan-Malang seksi V mengenai situs seluas 201 meter persegi. ”Kami sudah mengirimkan laporan progres per 19 Maret kepada pihak Jasa Marga dan mereka ingin mendapatkan hasil finalnya. Selanjutnya, pembicaraan berikutnya dilakukan Senin pekan depan,” ujarnya.
Jasa Marga, menurut Wicaksono, sudah menyiapkan beberapa skenario. Pertama dengan mengalihkan jalur untuk menghindari situs dan yang kedua membuat jalan layang (flyover) di atas situs, seperti dilakukan di beberapa daerah lain di luar Malang. Namun, kedua skenario itu akan dirapatkan dulu di Jakarta, akhir Maret.
Skenario yang disiapkan dengan mengalihkan jalur untuk menghindari situs dan kedua membuat jalan layang (flyover) di atas situs, seperti dilakukan di beberapa daerah lain di luar Malang.
BPCB Jawa Timur telah melakukan ekskavasi di situs seluas 25 meter x 25 meter. Mereka menemukan dinding pembatas di sisi selatan dan bangunan semacam kluster yang semua terbuat dari batu bata. Wicaksono mengatakan, ada beberapa kompleks kecil yang membentuk sebuah kompleks besar. Di bagian tengah diperkirakan terdapat bangunan suci.
”Yang sebelumnya seperti pendopo ternyata terdiri dari bangunan kecil. Kayaknya di reruntuhan itu masih ada bangunan lagi. Nanti ekskavasinya akan diteruskan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Provinsi siap membantu,” katanya.
Sebelumnya, General Manager Teknik PT Jasa Marga Pandaan-Malang M Jajuli mengatakan, pihaknya sudah membuat alternatif untuk menggeser trase jalan ke sisi timur di dekat sungai guna menghindari keberadaan situs. Lokasi baru juga masih mencukupi dengan menambah turap di tepi sungai.
Menurut Jajuli, temuan situs masa lalu tidak begitu berdampak terhadap target penyelesaian jalan tol seksi V. Pihaknya hanya menghentikan pekerjaan di dekat titik situs sampai ada hasil kajian BPCB. Tol Pandaan-Malang seksi I sampai IV ditargetkan selesai April 2019. Adapun seksi V ditargetkan selesai Juni.