BULUNGAN, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menargetkan tahap awal proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Sungai Kayan bisa rampung pada 2024. Pembangunan konstruksi pada tahap awal akan dimulai dengan kapasitas 900 megawatt pada Mei 2019 dari total 9.000 megawatt.
Pembangunan pembangkit listrik yang akan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terbesar se-Indonesia ini sebelumnya sempat mandek setelah peletakan batu pertama dilakukan pada Januari 2014. Proyek tersebut tertunda karena masalah izin pemakaian lahan dan pembebasan lahan.
“Perizinan sudah rampung. Jika tahun ini sudah mulai konstruksi, empat sampai lima tahun lagi sudah bisa rampung (tahap pertama),” ujar Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie saat ditemui di Kantor Gubernur Kaltara, Senin (1/4/2019) di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Proyek PLTA Sungai Kayan dikerjakan oleh perusahaan swasta nasional PT Kayan Hidro Energi dengan investor asal China, yakni China Power Investment. PLTA ini didesain oleh pihak yang pernah membangun Bendungan Three Gorges Dam yang merupakan bendungan terbesar di dunia dengan kapasitas 22.0000 MW yang terletak di China.
Menurut rencana, listrik yang tersedia dari pembangkit ini akan disalurkan untuk Kawasan Industri dan Pelabuhan Intenasional (KIPI) Tanah Kuning. Dengan begitu, melalui pengadaan listrik ini bisa menarik investasi untuk masuk ke Kaltara.
Irianto menambahkan, pembangunan konstruksi ini masih mengalami kendala terkait mobilitas alat berat yang digunakan. “Mungkin nanti memang harus mengeruk sungai,” katanya.