Intensitas Hujan Tinggi, Produksi Durian Tak Optimal
Intensitas hujan tinggi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Semarang, memicu penurunan produktivitas buah durian. Akibatnya, para petani terpaksa menaikkan harga jual untuk menutup ongkos produksi.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Intensitas hujan tinggi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Semarang, memicu penurunan produktivitas buah durian. Akibatnya, para petani terpaksa menaikkan harga jual untuk menutup ongkos produksi.
Petani durian asal Desa Rejosari, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Ragil Ali (70), Rabu (3/4/2019), mengatakan, lahan perkebunan seluas 1 hektar miliknya, hanya menghasilkan 600 buah durian. Padahal, pada 2018 mencapai sekitar 2.000 buah.
Ragil mengatakan, pada musim hujan, pertumbuhan kutu buah lebih banyak. Selain itu, bunga-bunga rontok. Belum lagi hama tupai yang melubangi durian.
"Dengan ongkos produksi tetap, tetapi hasilnya jauh berkurang, mau tak mau, harga jual saya naikkan dari Rp 30.000 per kg menjadi Rp 35.000 per kg," ujarnya.
Menurut Ragil, durian lokal yang dikembangkannya organik. Hal itu dapat dilihat dari beberapa durian yang berlubang karena digigit tupai. Meski produktivitas menurun, ia tetap mempertahankan kualitas dengan tak menyemprotkan obat-obatan kimiawi.
Ragil mengatakan, situasi kian pelik karena tanaman kopi yang sebelumnya jadi andalan petani menopang kebutuhan juga kurang optimal. "Namun memang, tak selamanya petani terpuruk dan saya optimistis tahun depan akan lebih baik," katanya.
Petani durian asal Desa Brongkol, Jambu, Kabupaten Semarang, Tukijan, mengatakan, pada 2018, ia bisa memanen hingga 300 buah. Namun, musim panen kali ini, kurang dari 50 buah yang terlihat berkembang. Menurut dia, saat intensitas hujan tinggi akan mengurangi kualitas durian. Hal ini tentu berpengaruh pada penjualan.
Kepala Seksi Tanaman Buah Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Pujo Purwanto, menuturkan, pada musim hujan, umumnya bunga-bunga cenderung banyak yang rontok. Hal tersebut juga terjadi di sejumlah sentra buah-buahan, termasuk durian.
Namun, jika dilihat secara menyeluruh, ada peningkatan ketimbang tahun lalu. "Memang curah hujan tinggi, tetapi sejauh ini, produktivitas buah-buahan di Jateng lebih baik. Namun, memang curah hujan tinggi tetap berpengaruh sehingga produksi tidak optimal," ujar Pujo.
Pujo menambahkan, pada 2019, Pemprov Jateng mengupayakan peningkatan kuantitas dan kualitas produk buah. Salah satunya dengan perluasan kawasan perkebunan buah. Untuk durian, setiap kabupaten/kota penghasil buah tersebut, ditargetkan memperluas lahan sekitar 10 hektar.